Hashim Ungkap Alasan Prabowo Tunjuk Penonton Saat Debat, Ternyata Ini Maksudnya
Maksud Prabowo menunjuk dirinya tersebut adalah memberitahukan bahwa yang mendanai Jokowi di Pilgub DKI 2012 lalu adalah Hashim
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Media dan komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan alasan Prabowo menunjuk ke arah bangku penonton saat Jokowi menyampaikan gagasannya dalam debat perdana 17 Januari lalu.
Saat Jokowi mengklaim pencalonannya di Pilgub DKI tanpa mengeluarkan uang sedikit pun, menurut Hashim, Prabowo menunjuk dirinya di bangku penonton.
"Kalian liat engga? Dia (Prabowo) nunjuk nunjuk saya," kata Hashim di Media Centre Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin malam, (21/1/2019).
Maksud Prabowo menunjuk dirinya tersebut adalah memberitahukan bahwa yang mendanai Jokowi di Pilgub DKI 2012 lalu adalah Hashim Djojohadikusumo, adik dari Prabowo Subiabto. Karena Jokowi mengklaim tidak menggunakan uang di Pilgub DKI.
"Saya kaget kan dia (Jokowi) berkata seperti Itu, tapi orang orang ketawa karena Prabowo menunjuk saya, Ini loh orangnya yang bayarin," kata Hashim.
Sebelumnya, pernyataan Jokowi dalam debat perdana yang menyebutkan tidak mengeluarkan uang sepeser pun untuk maju dalam Pilgub DKI 2012 lalu, membuat kubu Prabowo-Sandi angkat bicara.
Baca: Tiga Lembaga Penyelenggara Pemilu Punya Tingkat Kepercayaan Di Bawah 60 Persen
Direktur Media dan Komunikasi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo membenarkan bahwa Jokowi tidak mengeluarkan uang selama Pilgub DKI.
Lantaran menurut Hashim, yang merupakan adik kandung Prabowo tersebut, uang berasal dari kantong pribadinya.
"Pak Jokowi tidak keluarkan uang karena uangnya dari saya, uangnya dari saya itu kenyataan itu. Saya kira ya maaf ya tidak benar itu (tidak menggunakan uang)" ujar Hashim di Media Center Prabowo, Jalan Sriwijaya, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin makam, (21/1/2019).
Menurut Hashim dalam pencalonan sebagai gubernur DKI, 7 tahun lalu, Jokowi beberapa kali mendatangi kantornya. Karena Jokowi-Basuki Tjahja Purnama (Ahok) saat itu diusung Gerindra dan PDIP, maka Jokowi meminta bantuannya untuk mendanai Pilgub DKI melawan petahana saat itu Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli.
"Mengenai dana pak Jokowi beberapa kali datang ke saya dan saya ada catatan itu ada data itu, kami bantu untuk pak Jokowi," katanya.
Hashim membenarkan bahwa Jokowi tidak mengeluarkan mahar karena Gerindra yang ikut mengusung Jokowi memang tidak meminta mahar. Namun apabila disebut Jokowi tidak mengeluarkan uang selama Pilgub DKI, karena uang itu berasal darinya.
Oleh karena itu Hashim mengatakan ia sempat heran saat debat Jokowi mengatakan dalam pencalonannya di Pilgub DKI, Jokowi menyebut tidak menggunakan uang sepeser pun. Hal itu menurutnya sangat tidak masuk akal.
"Maka saya heran waktu di debat kok nggak pakai uang, maaf ya ini tidak logis. Di Indonesia untuk setiap pencalonan harus ada uang, untuk bayar saksi itu berapa, minimal 100 atau 300 ribu, belum kaos baliho, baju kotak-kotak kami yang biayai," pungkasnya
Pernyataan Jokowi yang menyebut tidak mengeluarkan uang sepeser pun berawal dari pertanyaan moderator debat Imam Priyono soal perilaku korupsi para pejabat yang ditenggarai akibat tingginya biaya yang dikeluarkan.
Pertanyaan tersebut dilontarkan moderator, Imam Priyono untuk Jokowi dan Maruf Amin.
Jokowi menjawab, yang menjadi kunci agar terhindarnya perilaku korupsi adalah dalam proses rekrutmen harus berbasi kepada kompetensi, bukan finansial dan nepotisme.
Setelah mendapat tanggapan dari Prabowo Subianto, Jokowi kembali menegaskan kalau rekrutmen berbasis kompetensi dan bukan finansial adalah kunci utama.
"Contohnya saya, saat saya pemilihan Wali Kota (Solo), saya menggunakan anggaran sangat kecil. Saat pemilihan Gubernur (DKI Jakarta) saya tak mengeluarkan biaya. Pak Prabowo pun tahu mengenai itu. Tetapi memang ini sekali lagi memerlukan sebuah proses yang panjang, artinya pergerakan politik bisa dimulai dari relawan, keinginan publik untuk mendepatkan pemimpin publik tanpa mengedepankan finansial," kata Jokowi.