Pesan PPP Muktamar Jakarta kepada Prabowo dalam Debat Kedua Kandidat Pilpres
Ia meminta Prabowo untuk tak melupakan pemilih milenial yang jumlahnya kurang lebih 85 juta atau sekitar 40 persen dari total pemilih sekitar 192 juta
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Jelang Debat Capres Kedua, Ketum PPP versi Muktamar Jakarta Beri Pesan ke Prabowo soal Kaum Milenial
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Humphrey Djemat, memberikan pesan bagi capres nomor urut 02 Prabowo Subianto jelang debat capres kedua pada tanggal 17 Februari mendatang.
Ia meminta Prabowo untuk tak melupakan pemilih milenial yang jumlahnya kurang lebih 85 juta atau sekitar 40 persen dari total pemilih sekitar 192 juta.
Baca: Kubu Jokowi - Maruf Amin Persilakan Kubu Prabowo - Sandi Masuk Jawa Tengah
Menurutnya, hingga saat ini kaum milenial masih menunggu siapa capres yang bisa memenuhi kebutuhan dan kepentingannya.
Humphrey mengatakan bahwa kaum milenial sangatlah cerdas dan kritis, sehingga Prabowo diminta jangan memberikan pernyataan lips service.
"Merekalah (milenial) yang jadi massa mengambang atau swing voters. Merekalah yang menentukan kemenangan Presiden. Rebutlah simpati mereka dengan cara menjawab tiap isu tema debat kedua ini dikaitkan dengan kebutuhan kepentingan generasi milenial," ujar Humphrey, dalam keterangan tertulis, Kamis (14/2/2019).
Humphrey berharap debat capres kedua bisa berlangsung lebih menarik dan berbeda dengan debat pertama lantaran tak adanya kisi-kisi atau bocoran dalam debat kedua.
"Artinya dalam debat kedua nanti otentiknya jawaban dari sang capres di panggung terlihat jelas," kata dia.
Ia menegaskan para peserta debat harus mempersiapkan format secara matang, sehingga bisa memunculkan konsep atau gagasan besar.
Apalagi, kata dia, dalam debat kedua nanti yang tampil hanya dua capres. Dengan kata lain, waktu dirasa cukup untuk memunculkan argumentasi bermutu yang didukung data dan fakta yang bisa dipertanggungjawabkan.
"Dalam debat nanti juga ada segmen pertarungan bebas di antara kedua peserta yang bisa menciptakan suasana debat sesungguhnya. Ini harus bisa dimanfaatkan dengan baik oleh kedua Capres," jelas dia.
Selain itu, Humphrey juga meminta moderator dalam debat untuk mempertajam beberapa isu yang saat ini sedang hangat.
Harapannya, itu dapat memunculkan perbedaan kontras baik dari kebijakan yang dilakukan pemerintah saat ini yakni Jokowi dengan kritik yang tajam dari Prabowo, termasuk solusi ke depannya jika Prabowo menjadi presiden.
Di sisi lain, ia mengatakan debat akan tambah menarik apabila dikaitkan dengan kasus impor pangan, kasus Freeport, kasus infrastruktur.
Artinya, lanjut dia, dalam debat nanti jangan hanya bicara normatif saja dan membuat suasana debat tidak menarik serta sulit dipahami. Oleh karena itu, dalam debat nanti harus membahas tentang kemanfaatan bagi masyarakat banyak.
Baca: Prabowo Sebut Banyak Bukti Anggaran Bocor di KPK dan BPK
"Dengan demikian maka pada debat kedua nanti ada kemunculan argumentasi keberhasilan vs kegagalan yang cukup mencolok," ujar Humphrey.
"Bicaralah tentang kondisi ril di masyarakat saat ini. Bicaralah yang masyarakat biasa paham implementasi konkret gagasan besar dari masing-masing capres. Kalau situasi ini tercipta dalam debat kedua maka bisa dinilai debat kedua nanti berhasil," tandasnya.