Rosyid Arsyad Ajak Pedagang, Santri, dan Mahasiswa Menangkan Jokowi-Ma'ruf
Komite Pedagang Pasar (KPP) mengkritik puisi Neno Warisman yang dibacakan saat Munajat 212 di silang Monas Jakarta Pusat (21/2/2019) malam lalu.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komite Pedagang Pasar (KPP) mengkritik puisi Neno Warisman yang dibacakan saat Munajat 212 di silang Monas Jakarta Pusat (21/2/2019) malam lalu. Merespons hal tersebut pihaknya berencana mengajak para pedagang, Alumni Pesantren dan mahasiswa untuk bersama-sama menolak puisi tersebut.
"Kami Komite Pedagang Pasar (KPP) akan mengajak pedagang, santri dan mahasiswa se Indonesia, untuk menolak puisi yang dibacakan oleh Ibu Neno Warisman dan sekaligus memenangkan paslon 01 pak Jokowi dan abah Ma'ruf Amin," Kata Ketua Umum Komite Pedagang Pasar (KPP) Abdul Rosyid Arsyad.
Rosyid menjelaskan penggalan kalimat puisi yang dibacakan Neno Warisman yang dinilainya tak layak adalah yang berbunyi Karena jika engkau tak menangkan, kami khawatir ya Allah, kami khawatir, ya, Allah, tidak ada lagi yang menyembahmu, ya, Allah.
"Kalimat tersebut menyatakan seolah olah jika pak Jokowi lanjut lagi jadi Presiden, maka tidak ada lagi yang menyembah Allah," jelasnya.
Baca: Minahasa Untuk Indonesia, Konser Sebelum ke Belanda
Baca: Polres Gresik Masih Kesulitan Ungkap Pelaku Pembuang Jenazah di Kebun Jagung
Lebih lanjut Rosyid mengatakan akan mengajak pedagang, santri dan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk mendukung pemenangan Jokowi Ma'ruf Amin.
"Akibat puisi tersebut, banyak pedagang yang berencana akan menolak Neno Warisman dan mendukung penuh pemenangan serta memilih Jokowi Ma'ruf Amin, kami juga mengajak santri, alumni santri pesantren dan mahasiswa se Indonesia agar mendukung penuh terpilih kembali Pak Jokowi jadi lagi Presiden Indonesia" bebernya.