Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Harimau Jokowi Ajukan Audiensi dengan Danpuspom TNI untuk Klarifikasi Rekam Jejak Prabowo

Harimau Jokowi mendatangi Markas Pusat Polisi Militer (Puspom) Angkatan Darat di Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).

Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Harimau Jokowi Ajukan Audiensi dengan Danpuspom TNI untuk Klarifikasi Rekam Jejak Prabowo
Tribunnews.com/ Gita Irawan
Ketua Umum Harimau Jokowi Saiful Huda Ems di sebuah restoran di Stasiun Gambir Jakarta Pusat pada Kamis (14/3/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harimau Jokowi mendatangi Markas Pusat Polisi Militer (Puspom) Angkatan Darat di Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).

Kedatangannya dalam rangka bertemu Komandan Polisi Militer TNI, Mayjen TNI Dedy Iswanto.

Namun, Ketua Umum Harimau Jokowi Saiful Huda Ems bersama kuasa hukum Harimau Jokowi Petrus Selestinus tidak dapat bertemu Dedy.

Alasannya, Dedy sedang bertugas di Markas Pusat Polisi Militer TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur.

Baca: Jelang Debat Pilpres 2019, BPN Sebut Maruf Amin Sebagai Politikus Ulung

Saiful mengatakan ia bersama sejumlah rekannya dari Harimau Jokowi ingin meminta klarifikasi terkait rekam jejak dan catatan Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto selama menjadi perwira militer aktif.

"Harimau Jokowi sebagai ormas yang ingin berperan aktif untuk pemilu yang bersih, sehat, dan menginginkan pemimpin nasional yang berintegritas mau mempertanyakan soal kejahatan Prabowo di masa dia menjadi Danjen Kopassus," kata Saiful di Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2019).

Berita Rekomendasi

Ia menyadari, sebagai capres tentu sudah memenuhi syarat di antaranya menyerahkan surat keterangan catatan kepolisian dan dinyatakan tidak pernah tersangkut perkara pidana.

"Tapi perlu diingat, itu hanyalah periode ketika sudah tidak menjadi militer aktif. Sedangkan ketika Prabowo masih menjadi militer aktif, itu catatannya seharusnya ada di Puspom TNI yang berhak mengeluarkan itu. Karena itu kita datangi Puspom TNI untuk minta penjelasan kenapa Prabowo sampai dipecat dari TNI. Seperti apa proses hukumnya," kata Saiful.

Baca: Pemilihan Wagub DKI Jakarta Pengganti Sandiaga Uno Tinggal Dua Tahap Lagi

Selain itu, Saiful juga menyinggung pernyataan mantan Danjen Kopassus dan juga mantan Dewan Kehormatan Perwira Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar dalam cuplikan video yang viral beberapa waktu lalu mengenai keterlibatan Prabowo dalam penculikan aktivis pro demokrasi 1998.

"Kita Harimau Jokowi ingin minta kejelasan soal itu. Sejarah yang terpendam. Yang misterius itu sebenarnya seperti apa. Ingin membuka kembali seterang-terangnya seperti apa. Sehingga masyarakat tidak salah memilih pemimpinnya dalam Pilpres," kata Saiful.

Saiful mengatakan, Harimau Jokowi melakukan hal tersebut karena merasa memiliki tanggung jawab moral untuk menguak peristiwa sejarah terkait penculikan aktivis pro demokrasi 1998.

"Agar bisa menjadi jelas sehingga masyarakat tidak lagi terbelah kepercayaannya tentang keterlibatan Prabowo. Karena kalau dibiarkan terus bahaya, kasihan bangsa ini. Bisa cekcok terus menerus kalau sejarah ini terus dipendam dan menimbulkan kecurigaan satu sama lain," kata Saiful.

Baca: Ketahuan sudah Pangkal Pemicu Suara Kasar di Mesin Yamaha NMAX

Saiful mengatakan, sehari sebelumnya, Kamis (14/3/2019) ia juga telah mengirimkan surat permohonan audiensi yang ditujukan ke Danpuspom TNI Mayjen TNI Dedy Iswanto.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas