Cegah Konflik Usai Pemilu, Rumah Indonesia Keluarkan Maklumat Keutuhan Bangsa
Aktivis perempuan Nursyahbani Katjasungkana, mewakili Rumah Indonesia menilai suasana panas tahun politik saat ini dinilai sudah tidak sehat.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gerakan Rumah Indonesia yang dimotori sejumlah aktivis, akademisi, jurnalis, hingga tokoh masyarakat mengeluarkan maklumat yang diharapkan bisa mencegah konflik usai Pemilu 2019.
Menyikapi Pilpres 2019, aktivis perempuan Nursyahbani Katjasungkana, mewakili Rumah Indonesia menilai suasana panas tahun politik saat ini dinilai sudah tidak sehat.
"Suasana ini tidak sehat bukan saja akibat panjangnya masa kampanye tujuh bulan tapi juga akibat narasi dan tindakan politik dari kedua belah pihak yang telah menciptakan keterbelahan sosial-politik akut dan tidak mudah untuk dipulihkan," tutur Nursyahbani, Jumat (12/4/2019) di Kawasan Sudirman, Jakarta.
Baca: Kekayaan Capres dan Cawapres Diumumkan KPU: Ini Harta Kekayaan Jokowi, Prabowo, Sandiaga, dan Maruf
Nursyahbani melanjutkan pilar-pilar moral maupun institusional yang diharapkan menjadi penyangga demokrasi, tampak ikut mengalami destruksi.
Termasuk lembaga negara hari ini diragukan kemampuannya akibat berkembangnya persepsi masyarakat yang menilai sebagian diantaranya telah terlalu jauh terlibat dalam kontestasi politik.
Pers, cendikiawan, dan agamawan yang diharapkan mencerahkan moral publik, diungkap Nursyahbani justru menunjukkan tanda keterlibatan dalam pusaran pertarungan politik.
Baca: Komite Ormas Katolik Peduli Pemilu Dukung Kerja KPU, Bawaslu Dan DKPP
"Kita sedang menghadapi defisit legitimasi. Institusi yang secara kredibel bisa menjaga kebhinekaan kian langka, hampir semua terseret dan terjebak pada politik elektoral," katanya.
Sebagai pihak yang terpanggil dan merasa ikut bertanggungjawab terhadap keselamatan dan keutuhan bangsa, Rumah Indonesia dalam posisinya sebagai 'ruang bersama' yang mempertemukan gagasan serta perspektif berbagai kalangan menyampaikan seruan atau maklumat kepada republik dan publik.
Pertama, agar penyelenggara kekuasaan negara bisa menjaga marwah dan integritasnya serta sejauh mungkin menghindarkan diri dari segala bentuk godaan untuk menjadi bagian dari kontestasi politik.
Baca: Kepala Guru Honorer Dimutilasi Dikubur, Hujan Air Mata dan Tangis Keras Tim Sexy Dancer Meledak
Kekuasaan harus dijalankan persis sebagaimana maksud diadakannya, termasuk menjamin keselamatan rakyat untuk menggunakan hak pilihnya.
Kedua, agar seluruh elemen masyarakat hendaknya dapat menggunakan hak konstitusionalnya secara baik, melawan segala bentuk politik uang, intimidasi dan kebohongan supaya menentukan sikap dalam keadaan merdeka sehingga keputusan rakyat menjadi rahim bagi suatu pemerintah yang bekerja dalam garis konstitusi dan dasar negara Pancasila.
Ketiga, Rumah Indonesia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bergabung, bahu-membahu bekerja bersama mengatasi keterbelahan dan eksesnya demi menjaga keselamatan dan keutuhan bangsa.