Prabowo Deklarasi Presiden, Ini Jawaban Jokowi
Calon presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi buka suara terkait hasil quick count sejumlah lembaga survei di Pemilu 2019.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden petahana nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi buka suara terkait hasil quick count sejumlah lembaga survei di Pemilu 2019.
Diketahui, pasangan capres-cawapres 01, Joko Widodo-Maruf Amin, unggul quick count sejumlah lembaga survei atas pasangan capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Namun, hasil quick count ini masih dipersoalkan oleh kubu 02 Prabowo-Sandi.
Jokowi pun buka suara menanggapi sikap lawan politiknya itu.
"Quick count itu kan hasil Ilmu pengetahuan. Kok kita gak senang sih dengan ilmu pengetahuan, akurasinya kan terukur," kata Jokowi dalam acara Mata Najwa yang tayang di Trans7, Rabu (24/4/2019) malam.
Baca: Ketua Umumnya Bertemu Jokowi, Ini Kebijakan PAN Pasca Pemilu 2019
Baca: Bertemu Jokowi di Meja Makan Istana, Zulkifli Hasan Beberkan Fakta dan Singgung Sahabat
Baca: Mahfud MD Beberkan Fakta Ketika Dua Kubu di Pilpres Klaim Dirugikan Salah Data Entry
Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab, mewawancarai Jokowi di Istana Negara.
Cuplikan wawancara tersebut lalu diputar dalam acara Mata Najwa edisi "Usai Pemilu", Rabu (24/4/2019) malam di Trans7.
Najwa Shihab sempat menanyakan terkait klaim kemenangan yang dilakukan kubu 02, Prabowo-Sandi.
Deklarasi kemenangan tersebut dilakukan sampai berkali-kali. Bahkan Prabowo terang-terangan menyebut dirinya Presiden Indonesia.
"Ya nggak apa-apa, ya deklarasi aja kok. Yang jelas kita memiliki aturan, mekanisme ketatanegaraan bahwa yang mengumumkan hasil perhitungan resmi, yang dipakai untuk menentukan angkanya menang dan kalau itu KPU. Lembaga resminya jelas ya KPU. Kalau hasil quick count itu indikasinya sudah gamblang," ujar Jokowi.
Baca: Mahfud MD Ungkap Soal Sosok 'Pengadu Domba' Saling Serang ternyata 1 Komplotan, Cuma Mau Buat Kacau
"Menurut Anda wajar kah Prabowo mengklaim dirinya Presiden Indonesia?" tanya Najwa lagi.
"Kalau melihat angka yang ada di lembaga independen, yang menghitung lembaga survei, angkanya gambalng kok. Kita sabar saja menunggu real count KPU," jawab Jokowi.
Jokowi juga menampik anggapan yang menyebut situasi pasca pemungutan suara semakin panas.
Dia pun meyakini polarisasi yang terjadi saat Pemilu 2019 akan selesai.
"Nggak, nggak, nggak panas. Biasa saja. Yang ramai mungkin di medsos saja. Saya lihat kehidupan masyarakat sehari-hari sudah normal. Saya imbau elite politik tidak memanas-manasi. Ini proses pencoblosan sudah selesai," kata Jokowi.
Lantas, apakah polarisasi itu akan menyatu?
"Tentu saja (menyatu) dengan injeksi dari semua pihak terutama politikus, partai, dan elite pemerintah," beber Jokowi.
Jokowi juga memberi pesan terhadap masyarakat Indonesia, baik para pendukungnya maupun yang tidak mendukungnya saat Pilpres 2019.
"Pesan saya masih sama. Ayo kita bangun negara ini bersama-sama. Mari kita berangkulan, bersama membangun negara ini ke arah yang lebih baik," pungkas Jokowi.
Sebelumnya diberitakan, capres nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara soal keinginan dirinya untuk menjalin komunikasi kembali secara langsung dengan capres nomor urut 02, Prabowo Subianto.
Keinginan tersebut disampaikan langsung oleh Jokowi saat menjadi narasumber acara iNews Sore, Senin (22/4/2019).
Mulanya pembawa acara mengatakan terkait Jokowi yang mengutus Menteri Koordinator Bidang Kemartiman, Luhut Binsar Pandjaitan, untuk bertemu dengan Prabowo hingga kini belum ada tanda-tanda sambutan.
Lantas, pembawa acara menanyakan apakah Jokowi akan menempuh cara lain untuk bisa berkomunikasi dengan Prabowo setelah hari pencoblosan telah selesai.
"Bapak mengutus Pak Luhut Binsar Pandjaitan untuk bertemu dengan Pak Prabowo, tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda Pak Prabowo bisa dengan Pak Luhut," kata pembawa acara.
"Apakah ada cara lain yang akan bapak tempuh untuk bisa membuka ruang komunikasi dengan Pak Prabowo?" tanyanya.
"Ya, ini kan kita sebetulnya ingin membuka ruang komunikasi," ujar Jokowi.
Jokowi menjelaskan komunikasi akan sangat baik dilakukan mengingat Prabowo juga ia anggap sebagai sahabatnya sendiri.
Selain itu, ia beranggapan dengan adanya komunikasi antar kedua capres dapat memberikan edukasi politik kepada masyarakat.
"Pak Prabowo itu kan sahabat baik saya yang sudah lama, jadi kalau ada proses komunikasi kan akan sangat baik," papar Jokowi.
"Baik untuk masyarakat, untuk pendidikan politik kita semuanya, dan juga untuk bangsa dan negara ini," sambungnya.
Kemudian, pembawa acara kembali melontarkan pertanyaannya kepada Jokowi apakah pernah menelepon atau bertemu langsung pasca debat kelima Pilpres 2019.
Dengan tegas, Jokowi menyatakan belum pernah berkomunikasi secara langsung dengan Ketua Umum Partai Gerindra itu.
"Belum, itu salah satunya saya mengutus Pak Luhut untuk itu," kata Jokowi.
Lantas Jokowi mengajak semuanya untuk menunggu hasil keputusan dari KPU nantinya.
Begitu juga, mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengajak kepada para elite politik supaya bersama-sama memberikan pembelajaran politik yang baik untuk masyarakat.
"Ya untuk semuanya saja, karena kehendak rakyat sudah ditentukan pada 17 April 2019 yang lalu, dan kita menunggu pengumuman resmi dari KPU, ya elite-elite politik mari kita bersama-sama mengedukasi masyarakat, memberikan pembelajaran-pembelajaran politik pada masyarakat sehingga kita semuanya cara-cara berpilitik kita semakin matang, semakin dewasa," papar Jokowi.
Penulis: Syaiful Syafar