Komentar Lembaga Survei Soal Perbedaan Hasil Quick Count vs Real Count KPU Pilpres 2019 di Bengkulu
Berikut komentar dari lembaga survei terkait adanya perbedaan hasil quick count dengan real count Pilpres 2019 untuk Provinsi Bengkulu versi KPU.
Penulis: Sri Juliati
CSIS & Cyrus menempatkan Prabowo-Sandi unggul dengan perolehan 53,38 persen, sedangkan Jokowi-Ma'ruf 46,62 persen.
Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) juga memperkirakan Prabowo-Sandi menang dengan perolehan 52,97 persen, sedangkan Jokowi-Ma'ruf: 47,03 persen.
Charta Politika juga ikut memprediksi Prabowo-Sandi mendapatkan suara sebanyak 52,72 persen dan Jokowi-Ma'ruf 47,28 persen.
Lantas, apa kata para lembaga survei terkait perbedaan hasil quick count dengan real count Pilpres 2019 untuk Provinsi Bengkulu versi Situng KPU?
Berikut Tribunnews.com merangkum penjelasan dan komentar lembaga survei terkait perbedaan hasil quick count dengan real count Pilpres 2019, dari cuitan mereka di akun Twitter.
1. Burhanuddin Muhtadi
Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, perbedaan hasil quick count dan real count karena margin of error (MoE) di Bengkulu yang cukup besar yakni 7,32 persen.
Hal ini karena sampel yang dipakai Indikator sedikit.
"Media seharusnya memberitakan secara lengkap. @indikatorcoid melaporkan margin of error per provinsi."
"Di Bengkulu misalnya, karena sampel sedikit, MoE +- 7,32%."
"Dgn prediksi 01 sekitar 52% vs 47% buat 02, jelas kami sebut di situ bahwa selisih antara keduanya tidak signifikan," tulisnya.
Sementara untuk Poltraking dan Indobarometer, Burhanuddin Muhtadi menduga, MoE yang dipatok sebesar 1 persen itu hanya untuk tingkat nasional.
Jika di level provinsi, margin error-nya lebih besar seperti yang ditetapkan Indikator yakni 7,32 persen.
"Dugaan saya, MoE +-1% yg dipatok Poltracking dan Indobarometer itu MoE di tingkat nasional."