Teka Teki Wanita Misterius di Aksi 22 Mei Akhirnya Terjawab
Namun, peringatan polisi seperti tak diindahkan dan dia hanya melihat ke arah polisi sebelum kembali berusaha mendekat.
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sosok wanita misterius berpakaian tertutup serba hitam dengan ransel diduga berisi bom yang mendekati kerumunan polisi setelah massa aksi 22 Mei bubar di depan Gedung Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, terungkap.
Dia adalah Dewi Mustika Rini (32), yang tercatat sebagai warga Jalan Ulujami Raya, Kecamatan Pesanggrahan. Pihak kepolisian menyatakan, dari pemeriksaan diketahui wanita tersebut mengalami gangguan jiwa.
Ketua RT 13/RW 05 tempat tinggal Dewi Mustika Rini, Ali, mengungkapkan yang bersangkutan memang pernah tinggal di wilayahnya. Dan Dewi diketahui warga telah sejak lama mengalami gangguan kejiwaan.
"Memang dari dulu orangnya rada stres. Orang-orang yang lama tinggal di sini sudah tahu," kata Ali saat ditemui di kediamannya.
Baca: Video Detik-detik Arifin Ilham Menjemput Maut Dikawal Doa Anak Istri Selamat Jalan Suami Solehku
Baca: Bertahun-tahun Hidup Dalam Penjara, Begini Perubahan Drastis Lidya Pratiwi Usai Bunuh Kekasihnya
Baca: Fotonya Viral Karena Dikira WNA Saat Demo 22 Mei, Terkuak Identitas Sesungguhnya Personel Brimob Ini
Baca: Awalnya Marah, Pria Ini Mendadak Melunak setelah Tahu yang Tabrak Mobilnya Ternyata Wanita Cantik
Ali tidak tahu persis penyebab DM mengalami stres. Sepengetahuannya, Dewi beberapa kali menjalani pengobatan di rumah sakit jiwa.
Warga mengetahui Dewi sebagai warga yang tertutup atau jarang bersosialisasi dengan warga sekitar. Dia juga sering mengikuti pengajian.
"Dulu dia sering teriak-teriak sendiri kalau malam. Ditanya juga diam saja, nggak jawab apa-apa," tuturnya.
"Memang dia juga pernah beberapa kali masuk rumah sakit jiwa (RSJ), tapi di Depok," imbuhnya.
Ali menceritakan, Dewi pernah meminta izin kepadanya untuk mengajarkan ilmu pengetahuan tentang Islam kepada warga sekitar. Namun, saat itu ia menolak karena mengetahui gangguan jiwa yang masih dialami oleh Dewi.
"Saya bilang sudah ada gurunya. Orangnya saja seperti itu, masak mau ngajarin. Saya takut warga sini didoktrin atau apa," terang Ali.
Ali mengungkapkan, Dewi sudah tidak tinggal di wilayahnya sejak lebih dari 10 tahun lalu.
Sepengtahuannya, Dewi telah tinggal di wilayah Depok, Jawa Barat. "Nggak lama setelah punya anak pertama, dia pindah ke Depok," ujar Ali.
Saat ini, rumah Dewi yang berada di Ulujami Raya disewakan kepada orang lain. "Sudah nggak pernah di sini lagi. Paling suaminya saja pas kalau mau nagih duit kontrakan," ucapnya.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Mabes Polri, Brigjen Dedi Prasetyo, menyatakan Dewi mengalami gangguan jiwa dan tengah dilakukan pemeriksaan perihal motifnya. "Namun masih didalami oleh psikiater. Saat ini yang bersangkutan ditangani Kriminal Umum Polda Metro Jaya," ujar Dedi Prasetyo.
Kadiv Humas Polri Irjen M Iqbal memastikan wanita misterius tersebut bukan bomber. "Itu sudah dilakukan investigasi dan fix bukan bomber, tidak terafiliasi dengan kelompok apa pun," ujar Iqbal.
Iqbal mengatakan perempuan itu diduga stres. Dan benda yang menyerupai bom pipa adalah selongsong peluru gas air mata yang tersangkut. "Ada kabel dan ada seperti bom pipa, ternyata itu selongsong peluru gas air mata yang nyangkut di situ, kebetulan," ujarnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono juga menyatakan wanita tersebut mengalami gangguan jiwa. "Hasil pemeriksaan sementara, ibu tersebut mengalami sedikit gangguan akibat belajar tafsir," ujarnya.
Menurut Argo, perempuan bercadar itu diamankan lantaran tak menghiraukan peringatan aparat kepolisian untuk menjauhi Gedung Bawaslu RI. Selain itu, perempuan itu dicurigai membawa tas berwarna hitam. "Perempuan itu diamankan karena dicurigai membawa tas berwarna hitam," jelas Argo.
Saat diamankan, polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya satu buah buku tafsir, satu Alquran, satu air minum mineral, dan satu botol obat. Polisi masih terus melakukan pemeriksaan terhadap perempuan tersebut.
Perempuan berpakain serba hitam yang belakangan diketahui bernama Dewi Mustika Rini (32), diamankan polisi karena mencoba masuk ke dalam kantor Bawaslu Ri di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada Rabu (22/5) sekira pukul 22.00 WIB.
Pergerakan wanita tersebut membuat geger lantaran dia membawa ransel dan tidak menghentikan langkahnya kendati telah diberi peringatan oleh polisi yang tengah berjaga mengamankan kantor Bawaslu RI.
Apalagi, aksi wanita itu terjadi tidak lama setelah massa yang berjumlah ribuan orang menggelar aksi unjuk rasa terkait hasil Pilpres 2019 di depan kantor Bawaslu RI. Dan setelah aksi unjuk rasa itu bubar, terjadi perlawanan dan tindakan anarkis dari sekelompok kecil massa.
Dari penyelidikan polisi, awalnya Dewi yang mengendarai sepeda motor matic melintas dari Jalan Medan Merdeka Selatan menuju Jalan MH Thamrin. Dia memarkirkan sepeda motornya di depan gedung Kementerian ESDM. Kemudian, dia berjalan kaki hingga mendekati barikade polisi yang sedang mengamankan kantor Bawaslu.
Ia berjalan santai sendirian dari arah depan Gedung Jaya menuju ke kantor Bawaslu. Polisi sempat meminta perempuan itu melepas ranselnya dan tidak mendekati barisan Brimob yang tengah berjaga.
"Ibu mundur. Ibu mundur," kata seorang petugas kepolisian kepada ibu-ibu tersebut.
Namun, peringatan polisi seperti tak diindahkan dan dia hanya melihat ke arah polisi sebelum kembali berusaha mendekat. "Ibu duduk. Ibu duduk," kata seorang polisi dengan menggunakan pengeras suara.
Hingga akhirnya, aparat kepolisian terpaksa menembakkan gas air mata. Barulah perempuan itu memilih mundur dan polisi berhasil mengamankan Dewi. (tribun network/tribun jakarta/dit/coz)