Temukan Kejanggalan Luka Tembak Korban Tewas 22 Mei, Hermawan Sulistyo Pastikan Pelaku Bukan Polisi
Temukan kejanggalan luka tembak korban tewas dalam kerusuhan 22 Mei, Hermawan Sulistyo pastikan pelaku penembakan bukan polisi.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Daryono
"Jadi bisa dipastikan bukan polisi, maksud anda begitu?" tanya sang pembawa acara memastikan.
"Bukan polisi, iya," jawab Hermawan.
Selain itu, ia lantas menyinggung senjata yang biasa digunakan oleh perwira berjenis glock.
"Glock memang senjata polisi dengan jarak pendek, tapi kan enggak ada perwira yang di depan,"
Baca: Jubir PSI: Anak-anak yang Ikut Aksi 22 Mei Atas Arahan Guru Ngaji Perlu Direhabilitasi
Baca: Siapa Dalang di Balik Aksi Massa 22 Mei Berujung Kerusuhan? Ini Pendapat PAN
Hermawan menjelaskan bahwa jika senjata api jenis glock digunakan dari jarak jauh maka bekas keluarnya peluru di tubuh korban tampak lebih besar.
Namun, jika ditembakkan dari jarak dekat maka bekas keluarnya peluru hampir sama saat peluru ditembakan.
"Nah siapa yang bisa nembak kepala siapa yang bisa nembak leher gitu, ini patut dipertanyakan," tandasnya.
Namun saat Hermawan ditanya oleh pembawa acara siapa di balik penembakan itu, dirinya enggan untuk menjawabnya.
Tak hanya dari sisi korban penembakan yang tewas, Hermawan juga mengungkapkan kejanggalan lain dalam kerusuhan 22 Mei.
Baca: Daftar 10 Ujaran Kebencian 22 Mei Berujung Penangkapan Polisi, Mulai Polisi Asing Sampai Soal Habib
Baca: Staf Kominfo BIN: Penembak 8 Orang di Kerusuhan 22 Mei Bukan Polisi – Dialog Kompas Petang
Kejanggalan yang ditemukan Hermawan adalah mengenai perusuh yang notabene berasal berbagai daerah, namun dengan sigapnya membaca lokasi Jakarta.
"Pertanyaan awamnya kan gini, siapa yang bertanggung jawab, siapa dalangnya?" tanya pembawa acara.
"Orang yang pasti punya keahlian itu, yaitu contoh kalo orang dari daerah, mereka kan dari daerah, ada Jogja, Banten dari mana-mana, masuk jakarta itu gamang.
Kita orang jakarta aja ke kantor seringkali nyasar," analisis Hermawan.
Hermawan menilai, orang-orang tersebut telah mendapat pengarahan sehingga bisa melarikan diri dengan aman.