Mahfud MD: Rekonsiliasi Politik Budaya Indonesia, Harus Disegerakan
Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD mendukung penuh tugas Polri dan TNI dalam menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan, Mahfud MD mendukung penuh tugas Polri dan TNI dalam menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Keselamatan bangsa dan negara adalah hukum tertinggi. Tentu kita dorong ada rekonsiliasi politik," ujar Mahfud MD, Selasa (28/5/2019) di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta.
Diketahui calon presiden petahana Jokowi melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan sempat berencana menggelar pertemuan dengan Prabowo, capres nomor urut 02 usai pencoblosan 17 April lalu.
Luhut ketika itu hampir bertemu dengan Prabowo, namun batal karena Prabowo menderita sakit. Hingga kini pertemuan masih belum berhasil digelar.
Baca: Inilah Jejak Masa Lalu Sosok Dua Terduga Calon Eksekutor Pembunuhan 4 Tokoh Saat Rusuh 22 Mei
Baca: Jadwal Live Streaming Final Liga Champions Tottenham vs Liverpool, Perebutan Gengsi Derby Inggris
Baca: Robby Purba Kesulitan Atur Emosi saat Dubbing Film Animasi, Pengalaman Jadi Penyiar Bukan Jaminan
Sementara itu, banyak pihak mendorong segera dilakukan pertemuan, rekonsiliasi untuk mendamaikan suasana terlebih adanya kerusuhan 21 dan 22 Mei.
"Saya kira untuk alam dan budaya Indonesia, rekonsiliasi politik itu penting. Ini harus terus disorong mulai dilakukan dan ada perkembangan positif," tegas Mahmud MD.
Terakhir Mahmud MD berpesan seluruh masyarakat menahan diri jangan mudah terprovokasi karena mungkin kedepan bakal terjadi hal-hal yang membahayakan.
Mengenai penyelesaian sengketa Pilpres yang kini berproses di Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD mengapresiasi pasangan Prabowo-Sandi yang membawa sengketa ke penyelesaian yang elegan.
"Peluang menang dan kalah ada di MK. Mari dorong MK melakukan tugas secara profesional. Tidak boleh diintervensi atau diteror oleh siapapun," tambahnya.