Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PON Papua

Chris John Menilai Seharusnya Insiden Kericuhan Tidak Terjadi Dalam Gelaran PON Papua 2021

zoom-in Chris John Menilai Seharusnya Insiden Kericuhan Tidak Terjadi Dalam Gelaran PON Papua 2021
TRIBUN JATENG/TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Chris John 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Wahyu Septiana

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Legenda tinju Indonesia, Chris John akhirnya buka suara menanggapi insiden kericuhan yang terjadi di venue tinju Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021, beberapa hari lalu.

Kericuhan pecah di arena tinju di GOR Cenderawasih, Kota Jayapura, pada Jumat (8/10/2021) malam WIT.

Saat itu, petinju dari kontingen DKI Jakarta, Jil Mandagi dilaporkan menjadi sasaran pemukulan di luar ring tinju.

Pemukulan dikabarkan dilakukan oleh relawan panitia pelaksana pertandingan tinju PON Papua.

Chris John menilai seharusnya insiden kericuhan tidak terjadi dalam gelaran PON Papua 2021.

Semua pihak, terutama para atlet dan pelatih harus bisa menahan diri dan mengendalikan emosi ketika berlaga disebuah kejuaraan.

Pria berjuluk The Dragon itu meminta kepada para atlet yang bertanding harus mengontrol emosi dan bersikap sportif saat menang atau kalah.

Ini perlu dilakukan demi nenjaga keharmonisan atau persaudaraan antar atlet yang bertanding.

"Saya berharap petinju bisa lebih menahan rasa emosinya, mereka harus selalu berpikir positif," kata Chris John kepada Tribun Network di arena tinju GOR Cenderawasih, Minggu (10/10/2021).

Menurut Chris John, petinju di Indonesia harus mulai bisa mengendalikan emosinya sendiri.

Saat meraih kemenangan, petinju tidak harus jemawa dan merayakan secara berlebihan.

"Kadang kita saat menang kita berpikir harus bisa mempertahankan sebaik-baiknya. Bisa juga berlatih lebih baik lagi," tambahnya.

Sementara, pada saat menderita kekalahan tidak harus terpuruk dan meluapkan kekecewaan secara berlebihan.

Kekalahan harus dijadikan acuan dan motivasi kedepannya untuk bisa bangkit dan lebih baik lagi di pertandingan berikutnya.

"Saat kalah, motivasi petinju harus bisa evaluasi apa yang membuat kalah. Sehingga harus memperbaiki kesalahan dengan berlatih dan perbaki dari pengalaman yang ada. Kedepan bisa lebih baik lagi," tutupnya.

Diketahui, sebelumya di arena pertandingan tinju sempat terjadi kericuhan yang melibatkan atlet dan relawan.

Petinju dari kontingen DKI Jakarta, Jil Mandagi dilaporkan menjadi sasaran pemukulan di luar ring tinju.

Dari keterangan yang dihimpun, kronologi bermula saat Jil Mandagi bertanding melawan atlet NTT, Luki Mira Agusto Hari di kelas 52-56kg putra.

Juri memutuskan, pertarungan dimenangkan Luki.

Keputusan itu memicu ketidakpuasan Jil Mandagi yang melakukan protes keras.

Sang petinju disebutkan turun dari ring lalu membanting pintu dan memukul Kun spanduk pembatas.

Aksi itu memantik reaksi relawan yang tergabung dalam panitia pelaksana menjaga jalannya pertandingan.

Upaya menenangkan atlet itu berimbas adanya pemukulan di luar ring.

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas