Pembelian Properti di Turki Melonjak Drastis Setelah Rusia Invasi Ukraina
aksi borong properti real estat oleh para masyarakat Rusia mulai ramai dilakukan setelah adanya pengetatan sanksi ekonomi yang dijatuhkan Uni Eropa
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA – Invasi Rusia ke Ukraina belakangan tak hanya memicu kelangkaan pangan di berbagai negara dunia, namun hal tersebut juga mendatangkan berkah bagi banyak perusahaan properti real estat.
Seperti di Turki yang diketahui tengah kebanjiran pesanan properti dari para miliarder asal Rusia.
Tak tanggung-tangung bahkan para miliarder tersebut rela menggelontorkan ratusan ribu hingga jutaan juta dolar uangnya hanya untuk satu unit real estat.
Baca juga: Pasar Properti Menggeliat, Triyasa Pasarkan Rumah Tapak Rp 600 Jutaan di Bekasi
“Kami menjual tujuh hingga delapan unit ke Rusia setiap hari. Mereka membeli secara tunai, mereka membuka rekening bank di Turki atau mereka membawa emas,” kata Gul Gul, salah satu pendiri perusahaan real estat Golden Sign di Istanbul.
Melansir dari situs Independent.ie aksi borong properti real estat oleh para masyarakat Rusia mulai ramai dilakukan setelah adanya pengetatan sanksi ekonomi yang dijatuhkan Uni Eropa dan AS, imbas dari invasi Putin terhadap Ukraina.
Meski Rusia diketahui telah lama menjadi pembeli terbesar untuk properti Turki. Namun belakangan setelah adanya invasi, jumlah pembelian aset real estat makin melonjak drastis.
Bahkan kantor statistik Istambul menyebut pada Februari 2022 kemarin sebanyak 509 rumah ludes terjual. Jumlah ini merupakan pencapaian tertinggi dari industri real estat Turki.
Para pengusaha menyebut aksi borong tersebut dilakukan karena para miliarder Rusia ingin melindungi aset kekayaannya dari ancaman sanksi ekonomi.
Berbeda dari tahun lalu dimana banyak orang Rusia yang menjadikan kawasan Mediterania Antalya sebagai tujuan utama untuk tempat tinggal. Justru tahun ini apartemen di Istanbul lah yang mulai menjadi primadona baru bagi para investor Rusia.
Baca juga: Amerika Serikat dan Sekutu Diminta Stop Drama di Konflik Rusia - Ukraina
Dengan membayar sekitar 250.000 dolar AS para miliarder Rusia kini sudah bisa menempati apartemen di Turki lengkap dengan penawaran paspor dan visa izin tinggal selama tiga tahun.
Tak jauh berbeda dari Turki, real estat di kawasan Uni Emirat Arab diketahui juga mulai ramai diincar para miliarder Rusia. Bahkan dalam satu bulan kebelakang jumlah pesanan tersebut melonjak hingga 10 kali lipat.
Kesempatan ini lantas dimanfaatkan para perusahaan real estat Dubai untuk mendulang banyak keuntungan. Seperti CEO perusahaan properti Modern Living, Thiago Caldas yang rela menyewa tiga agen berbahasa Rusia demi mempermudah komunikasi jual belinya.
Untuk harga satu apartemen di Dubai para pengusaha biasanya membandrol sekitar 205.000 dolar AS, harga tersebut sudah termasuk hak visa bagi para turis Rusia yang ingin tinggal di Dubai.