Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Resesi ekonimi global yang dikhawatirkan terjadi di tahun 2023 disikapi dengan hati-hati oleh pelaku industri properti.

Mengacu pada tren animo pasar di tahun 2022 bahkan hingga bulan Maret tahun ini, permintaan properti masih tetap ada. Hal tersebut menumbuhkan optimisme pengembang.

Direktur Utama Dofla Land Doris Flantika meyakini pengembang perumahan subsidi maupun komersial optimistis bisnis akan berkembang dan berkibar di tahun ini.

Apalagi, beberapa tahun ke belakang harga properti di kawasan perumahan cukup stabil meskipun terjadi pandemi dua tahun lalu. Selain itu bisnis properti masih menjadi pilihan berinvestasi yang aman dibanding saham dan deposito.

"Dilihat dari nilai jual saat ini hingga kedepannya, dapat dikatakan berinvestasi di properti lebih aman. Dari pengalaman pelaku bisnis ini selama Covid-19, mereka mampu bertahan sehingga diharapkan terus meningkat di tahun 2023," kata Doris.

"Kami optimis bisnis properti perumahan makin prospektif jika melihat meningkatnya permintaan pasar akan kepemilikan di kawasan perumahan yang Dofla Land kembangkan," katanya.

Dikatakannya, semester pertama tahun 2023 ini menjadi montentum pengembang properti meluncurkan produk baru sebelum periode konsolidasi menjelang tahun politik 2024.

Baca juga: Pasar Properti Mulai Bergairah, Penjualan Ruko Harga Rp3 Miliar di Bogor Habis dalam Dua Jam

"Mendekati masa pemilu 2024 memang diperlukan konsolidasi dan berkaca pada kondisi politik beberapa pada periode sebelumnya, awal awal 2023 ini saja Dofla Land telah mengembangkan beberapa kawasan strategis untuk menjadi pilihan konsumen dalam mencari hunian,” jelasnya.

Baca juga: Pandemi Berakhir, Pengembang Sebut Industri Properti Bakal Semakin Tumbuh

Dofla Land sendiri telah membangun kawasan perumahan di beberapa lokasi seperti perumahan Nanggalo, Newton Residence, Alana Residence 4, Grand Alana View 2, Grand Alana View 2, Grand Alana View, Angkasa Raya 5, Alana Residence 1.