Pengembang Properti Optimis Penjualan Rumah Masih Tinggi di Tengah Tahun Politik
Para konsumen ini lebih tertarik membeli unit rumah tapak alias bangunan yang sudah jadi, ketimbang membeli kavling.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kinerja pasar properti di Indonesia pada akhir tahun 2023 hingga tahun depan diprediksi masih akan cenderung positif, baik itu jenis properti apartemen maupun rumah tapak.
Diketahui, dinamika perekonomian disebut-sebut tengah menghantui sejumlah sektor, termasuk industri properti.
Sejumlah faktor yang mempengaruhi seperti adanya inflasi, suku bunga acuan yang masih tinggi, hingga adanya pengaruh di tahun politik seperti sekarang ini.
Baca juga: Backlog Perumahan di Australia Buka Peluang Bagi Investor Properti Masuk ke Sydney
Direktur PT Alam Sutera Realty, Lilia Setiprawarti Sukotjo mengatakan, untuk rumah tapak alias landed jumlah peminatnya masih tinggi.
Kemudian, para konsumen ini lebih tertarik membeli unit rumah tapak alias bangunan yang sudah jadi, ketimbang membeli kavling.
Menurut Lilia, kebanyakan pembeli properti saat ini berasal dari kalangan milenial, yang tentunya tidak ingin repot saat membeli unit rumah.
"Sebetulnya untuk landed, peminat selalu tinggi. Dan terus terang sekarang pembelinya end user (kalangan pengguna)" ucap Lilia
"Makanya kita bangun rumah, kalau kita bangun kavling ya enggak laku, susah. Mereka enggak mau repot," sambungnya.
Kondisi pasar properti yang dinilai cukup baik terlihat dari kinerja penjualan perumahan Alam Sutera Realty. Di mana, unit rumah yang berada di atas Rp5 miliar masih mengalami peningkatan.
Adapun, unit-unit rumah yang dijual di kawasan Alam Sutera, Kota Tangerang Selatan, memiliki tipe dan harga yang berbeda-beda.
Ada yang dijual di bawah harga Rp2 miliar, bahkan ada pula yang dibanderol hingga puluhan miliar.
Sebagai contoh, salah satu produk terbaru yang saat ini sedang dipasarkan oleh Alam Sutera adalah The Gramercy. The Gramercy merupakan sebuah cluster hunian premium (2 lantai) bergaya European Modern.
The Gramercy hadir untuk memenuhi kebutuhan pasar akan hunian premium. The Gramercy dibangun diatas lahan seluas 7 hektar.
Klaster perumahan ini memiliki jumlah unit yang sangat terbatas dan dipasarkan mulai dari harga Rp16 miliar hingga Rp28 miliar.
Belum juga sempat diluncurkan, The Gramercy justru telah memperoleh komitmen pembelian sebanyak 20 unit rumah.
"Kalau untuk yang segmen seperti rumah premium, mereka (konsumennya) memiliki financial sudah lebih stabil," pungkasnya.