Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Haji Jokowi Mulai Menjalankan Ibadah Puasa Hari Sabtu

Kepada Tribun, Budi menuturkan baru saja pulang dari Solo, menemui H Jokowi.

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Haji Jokowi Mulai Menjalankan Ibadah Puasa Hari Sabtu
/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO
Haji Joko Widodo yang akrab disapa Jokowi saat mengikuti Dzikir bersama Habib Lutfi di Mejlis Dzikir Asmaul Husna pimpinan Haji Hamdani Arsyad, Rabu (4/7/2012) lalu di Masjid Jamie Al Ikhsan, Jalan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. 

Baca juga: Pemerintah Putuskan Ramadan Mulai Sabtu 21 Juli 2012

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Calon Gubernur DKI Jakarta Haji Joko Widodo atau Jokowi akan melaksanakan ibadah puasa mengikuti keputusan pemerintah yang menetapkan awal bulan suci Ramadan 1433 hijriah, jatuh pada hari Sabtu (21/7/2012).

Kepastian ini diungkapkan oleh salah seorang anggota tim sukses Jokowi, Budi Purnomo Karjodiharhjo. Kepada Tribun, Budi menuturkan baru saja pulang dari Solo, menemui H Jokowi.

Selain membicarakan terkait rencana menghadapi pertarungan Pilkada DKI putaran kedua, dalam sempat pula diungkap H Jokowi akan melaksanakan awal Ramadan mengikuti keputusan pemerintah. 

"Mas Jokowi tadi sempat bilang, akan memulai puasa di bulan suci Ramadan pada hari Sabtu. Mengikuti keputusan  pemerintah. Beliau juga berpesan kepada seluruh umat Islam, selamat menjalankan puasa di bulan suci Ramadan, mohon maaf lahir dan batin," ujar Budi.

Sebelumnya, Pemerintah memutuskan bulan Ramadan 1433 H jatuh pada hari Sabtu (21/7/2012). Keputusan ini didasarkan hilal atau bulan baru belum terlihat di berbagai daerah.

"Hilal tidak bisa dilihat oleh karenanya 1 Ramadhon 1433 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 21 Juli 2012 ," tegas Menteri Agama Suryadharma Ali pada Sidang Isbat di Kementrian Agama (Kemnag), Kamis (19/7/2012) malam.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, pakar astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Prof Dr Thomas Djamaluddin mengatakan, hilal ketika matahari terbenam pada Kamis, memang terlalu rendah sehingga tidak akan bisa terlihat.

Ia mengatakan hilal sudah di atas ufuk, namun ketinggian hilal kurang dari dua derajat. Kondisi ini memang membuka peluang terhadap perbedaan.

"Hilal kurang dari 1,5 derajat. Terlalu rendah untuk bisa diamati, cahayanya terlalu lemah," kata Deputi Sains, Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan Lapan itu di Jakarta, Kamis (19/7/2012).

Meski masuknya Ramadhan berbeda, Thomas mengatakan bahwa awal Syawal 1433 H (Idul Fitri 2012) kemungkinan besar akan seragam yakni jatuh pada 19 Agustus 2012.

Hal ini karena pada saat Maghrib pada tanggal 17 Agustus di seluruh wilayah Indonesia bulan masih di bawah ufuk atau belum wujud, sehingga tidak dalam posisi kritis.

"Dengan rukyat pun tidak mungkin ada kesaksian hilal. Artinya, 18 Agustus merupakan hari terakhir Ramadhan. Sementara pada saat Maghrib 18 Agustus, bulan sudah cukup tinggi untuk bisa dirukyat, jadi ormas-ormas tak berbeda," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas