Petugas Takjil Istiqlal Bersyukur Tahu Pendidikan Agama
Jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Beberapa perempuan dan laki-laki mengambil posisi masing-masing di lantai dasar
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.00 WIB. Beberapa perempuan dan laki-laki mengambil posisi masing-masing di lantai dasar Masjid Istiqlal. Semuanya berseragam. Mereka mengenakan kemeja warna hijau, dengan lengan warna kuning, dan topi ala Pramuka.
Jumlah mereka keseluruhan mencapai 55 orang. Tiap hari mereka bekerja sebagai cleaning service di masjid terbesar se Asia itu. Tugas mereka bertambah tiap Ramadan tiba. Mereka inilah yang mengatur jamaah masjid duduk rapi untuk mendapatkan takjil, atau sajian pembuka puasa.
Nur Komala Sari (30) salah satu petugas cleaning service. Sudah sembilan tahun ia bekerja di Masjid Istiqlal. Selain mengatur para jamaah perempuan, Mala panggilan akrabnya, membagikan gelas dan menuangkan air minum untuk berbuka. Ia bekerja tak sendirian. Dari 55 cleaning service, 11 orang perempuan.
"Seragam ini wajib kami pakai setiap hari. Kalau hari Senin dan Selasa, seragam kami warna merah dan kuning plus topi. Sedang Rabu dan Kamis, kami memakai seragam warna hijau dan kuning. Tiap dua hari selalu ganti," ujar Mala kepada Tribunnews.com yang sore itu sibuk mengatur para jamaah.
Uniknya, untuk membedakan mereka dengan jamaah tak cukup pakai seragam. Khas pakaian mereka tambah menonjol dengan selempang selendang oranye bertuliskan, "Petugas Takjil Masjid Istiqlal." Mala mengaku, seragam ini sudah disediakan oleh pengurus masjid.
Ibu dua anak ini baru lima tahun diangkat oleh pengurus Masjid Istiqlal. Ia menjadi cleaning service pertama kali masuk lewat perusahaan penyedia jasa. Ketika masih di bawah perusahaan, Mala mendapat upah per hari tujuh ribu. Nasibnya berubah ketika diangkat langsung oleh pengurus masjid.
"Sekarang alhamdulillah setelah diambil alih oleh pengurus Masjid Istiqlal, gaji saya mencapai Rp 1.1 juta," terang Mala yang tercatat sebagai warga Cempaka Putih, Jakarta Pusat ini. Ia bercerita, banyak hikmah bekerja sebagai cleaning service di masjid yang berdiri atas prakarsa Presiden Soekarno.
Dapat Paket C
Mala tak habis bersyukur. Sejumlah pengalaman baru ia dapatkan ketika menjadi cleaning service Masjid Istiqlal. Pengalaman spiritualnya bertambah di sini. Ia mengaku cukup senang bekerja, karena mendapat kesempatan mengenyam pendidikan agama Islam seperti mengaji, dan mendengar ceramah dari imam besar.
Di bulan puasa, jadwal kerja Mala dan teman-teman cleaning service bertambah karena harus menjadi petugas takjil. Jika cleaning service laki-laki pulang sehabis salat Tarawih, sementara cleaning service perempuan pulang sehabis salat Isya. Jadwal masuk pun mendapat keringanan pukul 08.00 WIB.
Sedang pada hari-hari biasa di luar Ramadan, Mala dan teman-teman bekerja dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB. Lalu istirahat selama satu jam sampai pukul 12.00 WIB. Sehabis itu sampai pukul 13.00 WIB, Mala dan semua cleaning service duduk bersama untuk makan siang.
"Habis itu kita sama-sama mengaji bersama dari Senin sampai Jumat. Yang mengajar para ustad, anak buah imam besar masjid. Dulu, kalau saya mengaji tanpa mengerti panjang pendeknya, ya muratal saja tanpa aturan. Sekarang alhamdulilah saya mengerti tajwid ketika membaca Alquran," ungkapnya.
Ketika masuk menjadi cleaning service, pendidikan Mala tak sampai menyelesaikan bangku sekolah menengah ke atas. Seteah diangkat oleh pengurus masjid, Mala mendapat kesempatan kembali meneruskan pendidikan SMA-nya dengan mengambil kejar paket C.
"Yang dapat kejar paket C, jumlah cleaning service berjumlah 13 orang. Saya dan teman-teman tak tamat SMA. Kita semua putus sekolah. Alhamdulillah kemarin sudah ujian kejar paket C, setelah enam bulan belajar. Sekarang tinggal menunggu hasilnya saja," kata Mala.
Cleaning service Masjid Istiqlal di bulan puasa, juga bertugas memasak air untuk bukan. Ada dapur khusus memasak air yang dikelola cleaning service. Biasanya, kata Mala, yang bertugas memasak adalah cleaning service laki-laki. Mereka sudah memasak air selepas Dzuhur.
Bagi petugas cleaning service laki-laki, mereka menyebarkan tromol kotak amal di setiap barisan salat di lantai utama Masjid Istiqlal. Tromol kotak amal ini disebar untuk salat Tarawih. Usai salat, tromol kotak dikumpulkan petugas. Hampir begitu selama Ramadan. Sekitar 70 tromol kotak amal disebar setiap harinya.
Baca artikel menarik lainnya
- Bara Pattiradjawane: Kurma Mahal Karena Gengsinya 9 menit lalu
- Atur Suhu Makanan, Pilih Oven yang Ada Termostat 17 menit lalu
- Top 10 Twitter Pics: Bulan di Atas Eiffel 8 jam lalu
- Tempe Langka? Bikin Sendiri Gampang Kok, Begini Caranya Minggu, 29 Juli 2012
- Tips Cara Mencegah Kebakaran di Pemukiman Penduduk Minggu, 29 Juli 2012
- Asyik, Belanja di Alfamart Bisa Langsung Bayar Telkomvision Minggu, 29 Jul