Pertaruhkan Nyawa Pemburu Koin Indramayu
Berbekal sapu yang terbuat dari ranting pohon yang diikat ke sebuah gagang menyerupai sapu, Said (43) layaknya petugas kebersihan di jalan.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, INDRAMAYU - Berbekal sapu yang terbuat dari ranting pohon yang diikat ke sebuah gagang menyerupai sapu, Said (43) warga Indramayu, Jawa Barat ini layaknya petugas kebersihan di jalan raya.
Tetapi, Said bukanlah petugas kebersihan yang sukarela membersihkan jalan, melainkan si pemburu koin di jembatan yang menghubungkan Subang dengan Indramayu, atau dikenal dengan jembatan Sasak Sewo.
10 tahun sudah Said menyapu koin yang dilempar oleh pengemudi ketika melintas di jembatan ini dan koin tersebut masuk ke kantong celana panjang lusuhnya itu.
Sambil merokok, Said dan rekan-rekannya yang berdiri waspada di bibir jembatan ini memantau setiap kendaraan baik mobil maupun motor yang melintas dengan tatapan tajam.
"Cring-cring", mata uang dalam bentuk koin bertebangan ketika seorang pengemudi kendaraan Avanza abu-abu tersebut membuka kaca sambil melemparkan sejumlah uang ke jalan.
Sontak Said dan rekan-rekannya yang membawa sapu dari ranting pohon ini langsung berebut mengambil koin dengan sapu layaknya olahraga hockey atau Hoki yang berusaha merebut pin dari pemain satu dan lainnya.
Tanpa menghiraukan kendaraan yang melintas kencang, Said dan rekan-rekannya sampai tumpah ke tengah jalan demi mendapatkan Rp500 atau Rp1.000. Mereka fokus untuk merebut koin meski bus besar dan truk besar mengklakson mereka dari jarak yang cukup dekat.
"Lumayan, dapat dua ribu lima ratus," ujar Said sambil menghitung uang yang berhasil dia rebut.
Said mengaku ia sudah beberapa kali menghadapi maut demi mendapatkan uang yang dilempar ke jalan. Pantas saja, penghasilan yang ia dapat per harinya bisa mencapai Rp50 ribu sampai Rp70 ribu.
Said bercerita sudah sering rekannya mengalami kecelakaan entah ditabrak mobil atau motor. Yang mengenaskan, seorang anak kecil pun pernah tersambar sepeda motor saat belajar menjadi pemburu koin.
"Untung cuma lecet dan luka ringan. Yang kecil memang susah dikasih tahu. Maunya ikut-ikutan kami," kata Said.
Tidak hanya berurusan dengan maut, Said juga harus berurusan dengan aparat kepolisian yang kini membuka posko PAM mudik Sewo-Sukra yang lokasinya berada 100 meter dari sekumpulan pemburu koin.
"Sudah sering saya kucing-kucingan dengan polisi. Tapi ya namanya cari uang," ujar Said yang kulitnya hitam legam lantaran berjemur terik matahari setiap harinya.
Aparat kepolisian yang sedang bertugas pun 'angkat tangan' menghadapi si pemburu koin. Mereka hanya bisa menasehati agar tidak terlalu sering melakukan aksinya.
"Susah dibilangin mereka. Ini kan mengganggu lalu lintas juga," kata petugas tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.