Mualaf Pendiri Masjid Ramlie Musofa Sunter Takut Riya
Masjid Ramlie Musofa dibangun oleh seorang Muslim Tionghoa yang dulunya menjadi seorang mualaf
Penulis: Yurike Budiman
Editor: Anita K Wardhani
Pantauan Tribunnews.com, pada halaman depan masjid tepatnya di dinding sebelum menaiki tangga, jamaah akan melihat potongan ayat dari salah satu surah di dalam kitab suci Al-quran yakni surah Al-Qari'ah.
Di samping itu, dinding pada sisi kanan dan kiri tangga masuk memperlihatkan surah Al-Fatihah yang juga menggunakan tiga bahasa yaitu Arab, Mandarin dan Indonesia.
Tak hanya itu, masjid yang dibangun pada 2011 ini juga memfasilitasi tempat wudhu yang begitu nyaman yang tak jauh dari pintu masuk masjid.
Dinding di tempat wudhu dihiasi dengan gambar langkah-langkah berwudhu yang benar mulai dari niat, doa sebelum berwudhu, tata cara hingga doa setelah wudhu.
Uniknya, berbahasa Indonesia, langkah berwudhu ini masih tertulis dengan huruf Mandarin dan Arab.
Jajaran lampu pijar semakin membuat bangunan ini memperlihatkan kecantikannya ditambah lagi kubah yang bertuliskan Allah dengan tulisan Arab saat memasuki ruang salat.
Memasuki pintu masjid yang berada di lantai dua, jamaah kembali melihat nama Masjid Ramlie Musofa dengan plat kuning dan di bawahnya terdapat aksara Cina.
“Iya, itu tulisan Cina, artinya, ya Ramlie Musofa, nama masjid ini,” kata salah seorang petugas kebersihan.
Di samping itu, setelah memasuki masjid, jamaah akan dengan mudah melihat bedug di samping kanan depan pintu, yang dikhususkan dan berukuran cukup besar yang dipukul setiap sebelum adzan.