Dalem Cikundul, Murid Sunan Gunung Jati Penyebar Islam di Cianjur
Makam Raden Aria Wiratanu Datar atau Eyang Dalem Cikundul berjarak 20 kilometer dari pusat kota Cianjur tepatnya di Kecamatan Cikalongkulon.
Editor: Y Gustaman
Dalam perjalanan membawa pasukan, ada beberapa tempat yang kini namanya masih dipakai di Cianjur, yakni Rancabali saat ia menemukan kawasan rawa lalu pasukan balik lagi; Sayang Heulang, tempat ia menemukan pepohonan tinggi dan banyak sarang elangnya; Salakopi, tempat para pasukannya bersama keluarga memetik biji kopi sebagai perbekalan; dan Pamoyanan, tempat berjemur.
Sekitar tahun 1691-1692 Masehi berdirilah secara resmi Kerajaan Cianjur yang merdeka dan berdaulat penuh dipimpin Eyang Dalem Cikundul.
Raden Aria mendapat tugas menyebarkan agama Islam di wilayah Cianjur, Sukabumi, dan sebagian wilayah Bogor.
Memasuki usia lanjut, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Aria Wiramanggala yang bergelar Raden Aria Wiratanu Datar Tarikolot.
Pada usia lanjut, Eyang Dalem Cikundul berangkat menuju arah utara mendirikan perguruan Islam di wilayah Cikalongkulon.
Tahun 1692-1695 Masehi, Eyang Dalem Cikundul tutup usia dan kemudian disemayamkan di bukit Pasir Gajah, Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon.
"Ada ciri-ciri yang saya dengar tentang Eyang Dalem Cikundul, sejak kecil sekitar umur tiga tahun ia mempunyai kegemaran naik ke bukit dan menghadap ke arah kiblat seolah-olah merenung dengan mata yang menerawang. Gaung suaranya sangat terkenal. Sekalipun berbisik, suaranya dapat didengar oleh orang yang dipanggil," kata dia.