Kisah Menyentuh Hafiz Cilik Tak Mampu Berjalan Bertemu Tukang Parkir Bisu
Ucapan syukur Alana, penghapal cilik Alquran, melihat seorang juru parkir bisu di Pasar Purwanegara, membuat terenyuh ibu yang menggendongnya.
Editor: Y Gustaman
"Saya ingin mewujudkan keinginan anak saya masuk televisi. Saya mencari guru ngaji tapi yang gratis, karena saya tak punya uang untuk membayar," sambung Darsiah.
Karena tak punya kendaraan, suami Darsiah meminjam sepeda motor saudara. Mereka berkeliling desa dan kecamatan untuk mencari guru atau lembaga hafiz.
Karena tak kunjung ketemu, mereka beristirahat di sebuah masjid di Kecamatan Purwanegara.
Dari rumah, mereka hanya berbekal uang saku Rp 20 ribu untuk membeli bensin. Tak diduga, Alana malah memasukkan uang jatah bensin itu ke kotak amal masjid.
"Saya tanya ke Alana, uang itu kan untuk beli bensin kenapa dimasukkan ke kotak. Dia jawab tidak apa-apa untuk beramal," kata dia.
Di tengah perjalanan, bahan bakar menipis. Mereka kehabisan uang untuk membeli bensin.
Keluarga itu akhirnya mampir ke masjid untuk salat Zuhur.
Tak dinyana, Darsiah menemukan uang Rp 100 ribu di tempat wudu. Ia memberikan uang itu ke takmir masjid agar dikembalikan ke pemiliknya.
Setelah diumumkan selepas salat jamaah, tidak ada peserta jamaah yang mengakui memiliki uang itu.
"Karena tidak ada yang kehilangan, suami saya bilang, mungkin itu rezeki yang diturunkan oleh Allah untuk kita," kata Darsiah meriukan ucapan suaminya.
Akhirnya perjalanan keluarga kurang mampu ini sampai di Lembaga Hafiz Alquran di gedung mewah.
Darsiah mendaftarkan putranya ke lembaga itu, meski tak yakin mampu membayar biaya pendidikannya.
Tak disangka, lembaga itu ternyata menggratiskan biaya pendidikan untuk Alana. Sayangnya, Alana hanya sempat belajar menghafal di tempat itu selama seminggu.
"Pendidikannya gratis, tapi transportasi angkutan umum dari rumah ke sana juga butuh biaya. Sehari sekitar Rp 6 ribu, saya tidak sanggup akhirnya terpaksa berhenti di tengah jalan," kata dia.