Puasa Menjadi Pendidikan Kemanusiaan untuk Mencetak Diri yang Berintegritas
Seseorang dikatakan mempunyai integritas apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya.
Editor: Dewi Agustina
KH Dr Cholil Nafis
Ketua Komisi Dakwah MUI
UNGKAPAN integritas seringkali kita dengar pada beberapa tahun belakangan ini. Bahkan pengangkatan pejabat dan petinggi negeri diawali dengan penandatanganan pakta integritas.
Sebenarnya integritas menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Dalam etika, integritas diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang.
Lawan dari integritas adalah hipocrisy (hipokrit atau munafik).
Seseorang dikatakan mempunyai integritas apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan, dan prinsip yang dipegangnya.
Kualitas integritas terlihat pada keutuhan yang berasal paduan kejujuran dan konsistensi.
Menurut Phill Pringle, pantulan orang berintegritas terlihat pada beberapa hal berikut, yaitu;
(1) sikap tidak mementingkan diri sendiri
(2) dibangun di atas dasar disiplin
(3) kekuatan moral yang terbukti tetap benar di tengah api godaan
Baca: Suci Hati dan Jiwa di Bulan Ramadan
(4) kemampuan untuk bersabar ketika hidupnya tidak berjalan mulus
(5) tahan uji yang memerlukan prilaku yang dapat diduga
Hal lainnya yaitu: