Nasi Biryani Menggugah Selera Makan Saat Berbuka Puasa, Ini Sejarah Nasi Berempah Nan Lezat
Nasi biryani, yang kini dikenal hampir di seluruh penjuru dunia, adalah salah satu hidangan yang lahir di zaman dinasti Mughal.
Penulis: Anita K Wardhani
Seperti yang tertera di sebuah buku resep yang ditulis di zaman Shah Jahan, kemungkinan besar makanan yang dihidangkan mencakup roti naan, sup kental yang dimakan dengan nasi, umbi yang dilembutkan, kebab, bubur asin, omelet, khichri atau nasi yang dibuat dari beragam biji-bijian dan kacang-kacangan, aneka selai, acar, manisan, puding hangat, dan lain-lain.
Kepopuleran kuliner Mughal akhirnya tidak hanya menyebar ke seluruh India dan tidak hanya dinikmati agama tertentu saja. Apalagi dinasti Mughal berhasil menguasai sepertujuh total populasi dunia. Di masa kejayaan dinasti itu, kuliner Mughal sudah diserap oleh Asia Barat, Asia Tengah, dan Afrika Utara. Hidangan-hidangan mewah dari istana Mughal itu pun terus menerus mengalami modifikasi dan adaptasi hingga akhirnya kini sudah ramai dijajakan di pasar dan jalanan, tentunya dalam bentuk lebih sederhana.
Di Eropa sendiri, cita rasa kuliner Islami dibuat agar lebih pas dengan lidah umat Kristen. Di Amerika, Filipina, dan wilayah Samudera Hindia, masih banyak kuliner Katolik yang terinspirasi kuliner Islami. Migrasi pekerja-pekerja beragama Hindu ke Afrika, Karibia, wilayah Asia, dan lainnya juga membawa serta kuliner India ala Mughal dan Ottoman. Belum lagi ditambah migrasi penduduk India ke Inggris pasca runtuhnya pemerintah kolonial membuat hidangan-hidangan Mughal sangat populer di Britania Raya dan sekitarnya.
Semuanya menunjukkan bahwa hingga kini ciri kuliner Islami tetap terasa di berbagai penjuru dunia, sebagai salah satu residu dari ekspansi agama Islam ratusan tahun yang lalu.