Cari Restoran Halal Hingga Tempat Salat di Korea? Ini Penuturan Rahman Lee Ju-Hwa, Imam Umat Islam
Berkunjung ke negeri ginseng, bagi traveler muslim kini tak masalah, karena sudah tak sedikit restoran halal juga tempat ibadah untuk salat.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Berkunjung ke negeri ginseng, bagi traveler muslim kini tak masalah, karena sudah tak sedikit restoran halal juga tempat ibadah untuk salat.
Penuturan A. Rahman Lee Ju-Hwa, satu-satunya imam yang beretnis Korea di kalangan pemimpin muslim di Korea yang dikutip dari Gana Islamika bisa jadi informasi.
A. Rahman Lee Ju-Hwa, masuk Islam pada tahun 1984, untuk memberi tahu teman-temannya bahwa dia tidak dapat berkumpul dengan mereka untuk acara barbekyu dan minum-minum.
“Kembali pada hari itu, teman-teman saya tidak mengerti agama saya dan secara paksa meminta saya untuk minum,” katanya.
“Butuh beberapa waktu tapi hari ini mereka mengerti saya.”
Baca: Omar Choi dan Ayana Jihye Moon si Ganteng dan Cantik yang Populerkan Islam di Korea, Simak Kisahnya
Lee mengingat kembali krisis sandera warga Korea di Ahfghanistan, dan mengingat saat polisi setempat ditempatkan di depan masjid untuk melindunginya dari protes dan ancaman bom sebagai reaksi terhadap penyanderaan tersebut.
“Krisis sandera Korea adalah satu titik kritis dalam sejarah Islam di Korea Selatan,” kata Lee.
Saat ini, Lee adalah Imam umat Islam satu-satunya di Korea Selatan yang merupakan etnis asli Korea.
Lee menjadi Imam di Federasi Muslim Korea (KMF) yang telah didirikan dari sejak tahun 1965.
Lee berkesempatan diwawancarai oleh wartawan dari Korea.net, Kim Young Deok dan Yoon Sojung.
Oleh mereka Lee ditanyai berbagai macam hal seperti seperti perkembangan Islam di Korea, fasilitas ibadah di Korea, ajaran Islam, dan banyak hal lainnya.
Baca: Pilih Dot Bersertifikasi Halal Pengaruhi Kualitas ASI
Di bawah ini adalah hasil wawancaranya.
“Pada tahun 1980 dan 1990-an, agama Islam di Korea hanya bisa ditemukan di Seoul, di lingkungan sekitar Itaewon. Namun, sekarang kita dapat menemukan fasilitas dan pelayanan Islami di bandara, terminal, dan tempat-tempat istirahat,” kata Imam A. Rahman Lee Ju-Hwa.
Sebagai satu-satunya imam yang beretnis Korea di kalangan pemimpin Islam yang saat ini aktif di Korea, Lee mengatakan, “Itu adalah perubahan penting dalam masyarakat Korea.”