Kisah Maurane Dierckx, Gadis Non Muslim yang Merasakan Nikmatnya Puasa di Kerasnya Cuaca Bellgia
Maurane Dierckx, gadis 19 tahun asal Belgia memutuskan untuk turut berpartisipasi dalam Ramadan, meski diirnya non-Muslim.
Editor: Anita K Wardhani
Mengapa?
"Karena alasan praktis (sedang menghadapi ujian) aku tetap minum air, dan makan dengan jam yang berbeda (dengan Muslim). Aku memutuskan ini karena motifku berbeda, aku memaknai Ramadan dengan caraku sendiri," katanya.
Selebihnya Mauren sama melakukan selayaknya orang berpuasa.
"Aku hanya sekali makan, dengan waktu yang sama dengan keluargaku, pada malam hari sekitar jam 19:00. Kami tidak menghabiskan banyak waktu bersama dalam satu hari, sehingga aku merasa sangat penting untuk duduk bersama mereka setidaknya sekali sehari," ungkapnya lagi.
Hingga akhirnya Mauren mengakui jika berpuasa itu sungguh sulit.
Tahun lalu dia melaksanakan Ramadan satu hari penuh seperti Muslim.
Tidak minum di tengah cuaca panas dan keras yang kami alami di Belgia tidak menyenangkan, tetapi pada akhirnya aku merasa sedikit bangga pada dirinya.
Hingga akhirnya, ada kesimpulan yang digambarkan dalam sinopsis yang sangat singkat tentang mengapa dan bagaimana Mauren berpartisipasi beruasa.
Berikut lima hal yang didapatkan Mauren selama bulan Ramadan dalam gaya bertuturnya.
1. Komunitas yang Menyenangkan
Semua orang tiba-tiba menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dan meskipun aku tidak memiliki latar belakang Islam sama sekali, aku tetap merasa seolah-olah aku adalah bagian kecil dari mereka.
2. Rasa Lapar itu Cukup Mudah Diatasi
Sejujurnya, aku pikir aku akan mati karena kelaparan dalam waktu tiga jam (tapi ternyata tidak).
Tentu saja, karena aku tetap minum air, dan itu sangat membantu untuk mengendalikan rasa lapar, tetapi tetap, aku terkejut.