Ibadah Puasa Tahun Ini Harus Maksimalis Bukan Minimalis
“Dalam membangun relasi dan komunikasi harus ada tanggung jawab moral di dalamnya. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,”
Editor: Husein Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam komunikasi, perlu ada tanggung jawab moral di dalamnya. Terlebih lagi, saat ini, kita berada dalam dua dunia, nyata dan maya.
Demikian disampaikan Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama Mastuki saat memberikan Tausiyah Ramadan usai Shalat Dzuhur di Mushalla Al Amanah Lt. 2 Gd. Kementerian Agama Jl. Lapangan Banteng Barat, Jakarta.
“Dalam membangun relasi dan komunikasi harus ada tanggung jawab moral di dalamnya. Ini harus menjadi perhatian kita bersama,” ujar Mastuki, Senin (20/05/2019).
Di dalam Al-Quran Surah Yasiin ayat 12, lanjut Mastuki, disebutkan bahwa Allah akan menghidupkan orang-orang mati, serta menuliskan apa saja yang telah dikerjakan dan bekas-bekas (atsar) yang ditinggalkan. Dan segala sesuatu akan dikumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata.
“Bekas-bekas dalam ayat tersebut, dalam tafsir, itu bisa positif atau negatif. Semua perbuatan baik kita, termasuk juga dosa seperti ujaran kebencian, menghujat orang lain, posting negatif, itu semua akan terekam dengan baik,” jelas Mastuki.
Di hadapan seluruh hadirin, Mastuki juga mengajak untuk menjalani ibadah Ramadan kali ini dengan ibadah maksimalis, bukan minimalis.
“Minimalis adalah ibadah puasa dengan hanya tidak makan, tidak minum, dan sebagainya. Sedang puasa maksimalis adalah beribadah puasa yang diikuti seluruh anggota badan dan panca indera, di antaranya puasa mata, pendengaran dan lainnya,” tandasnya