Tak Hanya Ramadan, Rajinlah Puasa Sunah, Ini Penjelasan Peraih Nobel Fisiologi dan Kedokteran
Tak sekadar anggapan, peneliti asal Jepang, Profesor Yoshinori Ohsumi, membuktikan secara ilmiah bahwa puasa dapat membawa dampak baik bagi kesehatan.
Editor: Anita K Wardhani
Dari temuan ini diketahui bahwa mekanisme autophagy tak hanya berdampak baik pada kondisi sel yang bersangkutan saja. Mekanisme autophagy juga terbukti berperan menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Karena autophagy berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang, gangguan dalam proses autophagy juga dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan terganggunya proses autophagy ialah diabetes tipe 2, kelainan saraf, kanker, dan berbagai penyakit yang berkaitan dengan usia.
Berdasarkan penelitiannya, Ohsumi juga menemukan satu cara sedernana untuk ‘memancing’ terjadinya autophagy dalam sel. Seperti dilansir dari laman resmi Buchinger Wilhelmi, cara sederhana tersebut ialah berpuasa.
Ohsumi menemukan bahwa kunci untuk ‘mengaktivasi’ proses autophagy pada sel ialah kondisi kekurangan nutrisi.
Di sisi lain, berpuasa membuat otak menerima sinyal bahwa tubuh sedang kekurangan makanan dan mencari-cari makanan yang tersisa dalam tubuh.
Proses ini membuat autophagy teraktivasi dan sel mulai melakukan perusakan terhadap protein yang rusak ataupun tua di dalam tubuh. Ketika kadar insulin dalam tubuh menurun, glucagon mulai bekerja dan membersihkan sisa-sisa sel yang telah mati atau rusak.
Selama proses ini, tubuh harus terbebas dari makanan atau minuman minimal selama 12 jam, sesuai dengan durasi berpuasa umat Muslim pada umumnya.
Sedikit saja makanan yang masuk ke tubuh sebelum 12 jam dapat membuat proses autophagy terhenti.
Seperti dilansir Saudi Gazette, manfaat dari ibadah berpuasa ini sebaiknya tak hanya dirasakan saat Ramadan saja.
Ibadah puasa sunah yang rutin juga akan merangsang terjadinya proses autophagy lebih sering sehingga tubuh pun akan menjadi lebih sehat.
Berdasarkan temuan ini, Ohsumi berhasil memenangkan Hadiah Nobel di bidang Ilmu Fisiologi atau Kedokteran.
Menurut New York Times, Ohsumi resmi menerima penghargaan bergengsi ini pada 3 November 2016. (EH)
Tulisan telah dipublikasikan Gana Islamika dengan judul
Manfaat Dahsyat Puasa Menurut Peraih Nobel Fisiologi dan Kedokteran