Mutiara Ramadan: Memudikkan Kesucian
Ibadah puasa dimaksudkan agar manusia mampu mengangkat harkat kemuliaannya yang azali, primordial, yakni berada dalam kesucian.
Editor: Dewi Agustina
Hal ini kemudian menjadi sesuatu yang sangat mendasar dalam melaksanakan dan merayakan Idul Fitri.
Artinya, bagi para perantau, merayakan Hari Haya Idul Fitri tanpa mudik nyaris tak bermakna.
Mobilitas mudik merefleksikan kesadaran atas nilai kerja, tindakan, dan hubungan sosial.
Sehingga seseorang mengenali kembali latar belakang budaya dan sosial serta asal muasal dirinya.
Hal ini terlihat dari kuatnya ikatan batin antara pemudik dengan kampung asal kelahirannya.
Kampung asal kelahiran dapat dipahami secara rohani sebagai kampung halaman jiwa manusia yang suci, dari situ sumber sikap dan perilaku yang luhur seperti pengampunan dan solidaritas.
Maka kepulangan para pemudik pada dasarnya adalah upaya memudikkan kesucian itu kepada asalnya.
Sedangkan secara sosio-ekonomi mudik menjadi media demonstratif hasil dari kerja di perantauan sekaligus untuk menggali daya hidup baru agar lebih produktif ketika kembali ke rantau.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.