Berbukalah dengan yang Manis, Jangan Keliru Mengartikannya, Yuk Menakar Makanan Sehat Saat Puasa
Berbukalah dengan yang manisSeperti apa kita memaknai berbukalah dengan yang manis ini secara syariah, juga secara kesehatan?
Penulis: Anita K Wardhani
Kebiasaan yang Keliru
Siti Choiriyah juga menyoroti kebiasaan masyarakat yang keliru dalam mengkonsumsi makanan manis saat berbuka puasa.
Ia menilai bahwa mengonsumsi kolak saat berbuka puasa, selain menyegarkan tubuh, juga dapat menimbulkan kantuk.
Timbulnya kantuk setelah berbuka puasa berdampak tak bisa melaksanakan ibadah salat tarawih.
Pada akhirnya, Siti Choiriyah menyimpulkan bahwa istilah "berbukalah sengan yang manis-manis" merupakan bahasa kias.
"Tetapi menurut saya, sebaiknya jika memang ada (konsumsilah) ruthab atau tamr, atau jika tidak ada air putih saja dulu karena kita gampang mendapatkannya."
"Baru kemudian dilajutkan dengan yang manis-manis selain kurma seperti buah. Misalnya kolak, ya dengan porsi yang wajar-wajar saja."
"Dan itu sebaiknya dilakukan sebelum salat (maghrib), jadi nanti buka dulu, baru kemudian baru dilanjutkan salat," pungkasnya.
Tonton videonya:
Menakar Makanan Manis yang Tepat Saat Berbuka Puasa
Memang benar saat berpuasa seharian penuh gula darah akan terus menurun sepanjang hari karena kita tidak mendapat asupan makanan lain.
Gula darah sendiri adalah sumber energi utama tubuh.
Untuk menggantikan energi yang hilang ini, kita butuh menu berbuka puasa yang tepat.
Gula bisa cepat meningkatkan kadar gula darah yang turun setelah berpuasa.
Makanan dan minuman manis, seperti; teh manis atau pisang goreng, tidak memiliki gizi yang cukup untuk menggantikan nutrisi yang hilang selama seharian beraktivitas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.