Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Ustaz, Bagaimana Orang Sakit yang Tak Bisa Berpuasa, Bisakah Dapat Pahala Bulan Suci Ramadan? 

Karena sakit tidak bisa berpuasa, bagaimanakah mereka yang tidak bisa berpuasa karena sakit, apakah tetap mendapatkan pahala?

Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Ustaz, Bagaimana Orang Sakit yang Tak Bisa Berpuasa, Bisakah Dapat Pahala Bulan Suci Ramadan? 
TribunJakarta.com/Mohamad Afkar Sarvika
Ustaz M. Farid Firdaus S.Pd.I, Anggota Komisi Fatwa MUI Kabupaten Bogor sekaligus Pengasuh Ponpes Darul Ma'arif Kemang Bogor. 

Ramadan dari kata ro-ma-do yang artinya membakar. Bulan Ramadan ini adalah keistimewaan yang Allah SWT berikan kepada umat Nabi Muhammad SAW.

Walau umat Nabi Muhammad SAW umurnya pendek-pendek, tetapi perjuangannya mendapatkan keistimewaan bisa melebihi umat-umat sebelumnya. Karena dikasih satu bulan yang istimewa untuk memperbanyak ibadah, yaitu Ramadan.

Ramadan disebut juga dengan sayyidu syahri yaitu rajanya bulan. Walau umat Nabi Muhammad SAW usianya sedikit, pendek, tapi ibadahnya melebihi umat-umat sebelumnya. Di antara salah satunya momen yang paling tepat untuk menggapai itu perbanyak ibadah di bulan Ramadan.

Maka dari itu di bulan Ramadan betul-betul dimanfaatkan untuk ibadah kepada Allah SWT. Sehingga kita mendapat fadilah atau keistimewaan bulan Ramadan.

Semua yang berpuasa insya Allah mendapat keistimewaan bulan Ramadan. Bahkan dalam kitab Ar-Risalah Al-Jami'ah menjelaskan tentang sebuah hadis berbunyi "Man shoma romadhona imanan wahtisaban ghufiro lahu maa taqoddama min dzanbih wa ma taakhor."

Bagi siapa yang berpuasa dengan rasa iman, meyakini perintah puasa Ramadan adalah kewajiban bagi setiap orang beriman dan mengharapkan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Tak hanya dosa-dosa di bulan Ramadan yang diampuni oleh Allah, melainkan satu tahun sebelum dan sesudah Ramadan jika dia berpuasa dengan dasar imanan wa ihtisaban. Imanan itu meyakini puasanya atas perintah Allah SWT dan ihtisaban, yaitu mengharapkan pahala dari Allah SWT.

Berita Rekomendasi

Insya Allah orang beriman yang berpuasa, mengagungkan, dan menghormati bulan Ramadan akan mendapat keistimewaan bulan Ramadan. Dalam kitab Ar-Risalah Al-Jami'ah menerangkan, 1 kebaikan bisa mencapai 700 kebaikan. Tapi di bulan Ramadan 1 kebaikan bisa melebihi, bahkan tidak bisa diukur.

Untuk puasa Ramadan tidak ada ukuran pahalannya, dan hanya Allah yang tahu. Itu dari segi puasa. Untuk menambah pahala saat puasa Ramadan, yaitu dengan memperbanyak membaca Al-Quran dan ibadah-ibadah lainnya.

Bahasa ibadah itu sendiri apapun kebaikannya, ketika diniatkan untuk ibadah maka akan dilipatgandakan. Misalnya, seorang pelajar yang menuntut ilmu di hari biasa pahalannya 1, tapi di bulan Ramadan bisa berlipat-lipat.

Tanda Puasa Kita Diterima oleh Allah SWT

Sesuai dengan yang sering dibacakan oleh guru-guru kita, dalam surat Al- Baqarah ayat 183 yang ujungnya itu menjadi orang yang bertakwa.


Cirinya puasa diterima itu, artinya ketika setelah puasa dia ada perubahan dalam hidupnya. Asalnya tidak baik, setelah puasa jadi orang lebih baik. Baik itu tingkat ibadahnya kepada Allah, atau tingkat sosialisasinya kepada manusia. Itu salah satu cirinya. Jadi ada perubahan dalam dirinya.

Kalau tidak ada perubahan, ya mungkin puasanya itu hanya sekedar menahan lapar dan haus. Puasa sendiri ada 3 tingkatan. Pertama puasa orang umum, yaitu menjaga makan, minum, dan menjaga hubungan suami istri.

Halaman
123
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas