Jadwal Imsak Ramadhan di Denpasar, Sabtu 16 Maret 2024, Lengkap dengan Doa Sahur dan Niat Puasa
Berikut jadwal imsakiyah Ramadan Denpasar, Bali. Imsak di Denpasar pada Jumat 15 Maret 2024 yaitu pukul 04.58 WITA.
Penulis: Bangkit Nurullah
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Sahur merupakan sunah puasa Ramadhan yang sayang jika ditinggalkan.
Hal ini karena di dalam sahur terdapat sebuah keberkahan.
Selain itu, makan waktu sahur juga sangat bermanfaat bagi orang yang memiliki penyakit mag, asam lambung atau gerd.
Agar tidak ketinggalan waktu sahur, Anda harus memperhatikan jadwal imsakiyah Ramadhan sehingga Anda bisa memperkirakan jam berapa akan makan sahur.
Melansir dari bimasislam.kemenag.go.id, imsak di Denpasar pada Jumat 15 Maret 2024 yaitu pukul 04.58 WITA.
Lebih lengkapnya simak jadwal imsak Sabtu 16 Maret 2024 berikut ini.
- Imsak: 04.58 WITA
- Subuh: 05.08 WITA
- Terbit: 06.20 WITA
- Duha: 06.47 WITA
- Zuhur: 12.31 WITA
- Asar: 15.42 WITA
- Maghrib/Buka Puasa: 18.35 WITA
- Isya: 19.44 WITA
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Ramadhan di Denpasar Hari Ini Jumat, 15 Maret 2024, Lengkap dengan Doanya
Bacaan Doa Sahur
Ada bacaan doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah SAW ketika hendak menyantap hidangan sahur.
Doa tersebut diriwayatkan dalam hadits At-Thabrani.
Berikut adalah bacaan doa sahur:
يَرْحَمُ اللهُ المُتَسَحِّرِيْنَ
Yarhamullâhul mutasahhirîn.
Artinya: "Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya bagi mereka yang bersahur."
Niat Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala”
Sementara niat puasa untuk satu bulan penuh, sebagai berikut.
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.
Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.”
(Tribunnews.com/Bangkit N)