Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Berpuasa Ramadhan yang Sempurna
Contoh teks khutbah Jumat dengan tema cara berpuasa Ramadhan yang sempurna, umat Islam dapat meraih kesempurnaan dalam menjalankan ibadah puasa.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Berikut Contoh teks khutbah Jumat dengan tema cara berpuasa Ramadhan yang sempurna.
Naskah khutbah Jumat dalam artikel ini berkaitan dengan kemuliaan bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah/ 2024 M.
Dalam khutbah Jumat singkat ini akan diterangkan bagaimana umat Islam dapat meraih kesempurnaan dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Khotib dapat menyampaikan tentang cara supaya ibadah puasa Ramadhan diterima oleh Allah SWT.
Adapun contoh teks khutbah Jumat Ramadhan 2024 ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat pada hari ini, Jumat, 22 Maret 2024.
Simak contoh khutbah jumat berikut ini, melansir dari laman Pondok Pesantren Lirboyo.
Khutbah Jumat: Berpuasa yang Sempurna
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Ramadhan: Bulan Istimewa Penuh Berkah
Hadirin yang Dimuliakan Allah SWT
Melaksanakan ibadah selain harus didasari keikhlasan semata-mata karena Allah SWT juga harus sesuai petunjuk yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ibadah yang kita tunaikan selain harus mengikuti aturan syariat yang tertuang dalam kitab-kitab fikih karya para ulama yang ahli di bidangnya, juga harus memperhatikan sikap dan perilaku dalam melaksanakannya.
Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW jauh-jauh hari telah memberikan peringatan keras kepada siapa saja yang melaksanakan ibadah, khususnya ibadah puasa, tapi dia tidak mendapatkan pahala sama sekali, kecuali hanya mendapatkan rasa lapar dan haus. Puasanya sah dari segi fikih, tapi dari segi pahala, dia tidak mendapatkannya. Nabi SAW bersabda,
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطْشُ
Artinya, “Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.” (HR. Ahmad).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Ada beberapa hal yang harus kita ketahui supaya ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan pahala.
Pertama, menahan pandangan. Jangan kita biarkan mata kita melihat hal-hal yang tercela di dunia nyata atau di dunia maya seperti di media sosial. Terkadang kita bisa menampik godaan dari memandang sesuatu yang tidak terpuji. Namun kita menyaksikan tayangan-tayangan yang membatalkan pahala puasa kita dengan menonton video-video yang beredar di dunia maya.
Kita jaga mata kita dari segala perkara yang bisa membuat kita lalai kepada Allah SWT dan menyibukkan hati, terlebih yang bisa memicu syahwat. Rasulullah SAW bersabda :
النَّظرَةُ سَهمٌ مَسْمُومٌ مِنْ سِهَامِ إِبْلِيسَ فَمَنْ تَرَكَهَا مَخَافَة مِنَ اللهِ أَعْطَاهُ اللهُ بِهَا إِيمَانًَا يَجِدُ حَلاَوَتَهُ في قَلبِه
Artinya :“Pandangan adalah anak panah yang beracun dari Iblis terkutuk. Barangsiapa yang menjauhinya karena takut kepada Allah, maka Allah akan menganugerahi manisnya keimanan dalam hatinya.” (HR. Hakim)
Ada lima kemuliaan bagi orang yang menjaga pandangannya, seperti disampaikan oleh seorang penulis dan cendekiawan Arab Saudi, Dr. Aid Abdullah al-Qarni : (1) ia merasa nyaman dan nikmat dalam melakukan ketaatan di jalan Allah SWT (2) hati terasa tenang, jiwanya tenteram, dan kehidupannya selalu terasa damai dan bahagia (3) ia akan jauh dari fitnah, aman dari ujian, dan terjaga dari kesalahan (4) akan terbuka baginya jalan-jalan ilmu, pengetahuan, taufik, dan pertolongan dari Allah SWT (5) hati dan firasatnya menjadi lurus dan tajam sehingga mampu membedakan antara yang hak dan yang batil.