Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Ramadan

Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Berpuasa Ramadhan yang Sempurna

Contoh teks khutbah Jumat dengan tema cara berpuasa Ramadhan yang sempurna, umat Islam dapat meraih kesempurnaan dalam menjalankan ibadah puasa.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Berpuasa Ramadhan yang Sempurna
Kolase Tribunnews
Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Berpuasa Ramadhan yang Sempurna - Contoh teks khutbah Jumat dengan tema cara berpuasa Ramadhan yang sempurna, umat Islam dapat meraih kesempurnaan dalam menjalankan ibadah puasa. 

Kedua, menjaga lisan. Kita jaga lisan kita dari perkataan yang tidak berguna, termasuk bicara yang mengandung unsur menggunjing, berdusta, dan adu domba. Tidak kalah pentingnya, kita jaga lisan kita dari ucapan-ucapan yang kotor, mengandung permusuhan, provokasi, dan debat kusir.

Mari kita biasakan lisan ini untuk diam seribu bahasa dari segala bentuk ucapan seperti contoh di atas. Kita jadikan lisan ini basah dengan lantunan zikir kepada Allah SWT, membaca Alquran, atau mengucapkan kata-kata yang baik.

Rasullullah SAW bersabda :

إِنَّ الصَّوْمَ أَمَانَةٌ فَلْيَحْفَظْ أَحَدُكُمْ أَمَانَتَهُ

Artinya :“Sesungguhnya puasa ini adalah amanah. Maka jagalah dengan sebaik-baiknya amanah oleh setiap kalian.”

Mujahid berkata, “Ada dua perkara yang merusak (pahala) puasa : menggunjing dan berdusta.”

Ibnu Mas’ud mengatakan, “Demi Allah! Tidak ada yang lebih berhak untuk dikurung lebih lama di bumi ini selain lisan.”

Wahai kita yang tengah berpuasa,

  • Bagaimana mungkin kita layak dikategorikan sebagai orang yang berpuasa sementara lisan kita melaknat orang lain, mengeluarkan kata-kata kasar dan seronok, berbohong, bergunjing, mencela, dan memaki?
  • Bagaimana mungkin kita dianggap berpuasa jika lisan kita menimbulkan fitnah bagi orang lain?
  • Bagaimana mungkin kita menganggap diri kita sedang berpuasa, sementara lisan kita lupa akan adanya hari perhitungan?

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

BERITA TERKAIT

Ketiga, menjaga telinga. Kita jaga kedua telinga dari mendengarkan suara-suara yang dibenci. Setiap sesuatu yang diharamkan bagi kita untuk mengucapkannya, maka hukumnya juga haram mendengarkannya. Karena itu, Allah SWT menyamakan dosa antara orang yang menggunjing dengan orang yang mendengarkan gunjingan.

Allah SWT berfirman :

سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْتِ(42) ۚ

Artinya :“Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram.” (QS. Al-Ma’idah : 42)

Sebagian orang menjejali telinganya dengan lagu-lagu yang membuat lalai kepada Allah SWT dan kata-kata yang mengandung dosa. Di sisi lain, ia menutupi telinganya dari bacaan-bacaan Alquran yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk didengarkan.

Telinga orang yang tengah berpuasa sudah sepatutnya terjaga untuk mendengarkan yang baik-baik agar membuahkan keimanan, petunjuk, cahaya, dan ketenangan dalam hati. Jangan sampai menjadi telinga yang mendengarkan kebatilan sehingga meninggalkan bekas yang batil pula di dalam hati.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Keempat, menahan anggota badan lainnya dari perbuatan dosa. Kita jaga anggota badan yang Allah SWT anugerahkan kepada kita, seperti tangan dan kaki, dari hal-hal yang tercela.

Begitu pula kita jaga perut dari makanan-makanan yang syubhat apalagi haram. Apa artinya menjaga diri dengan puasa dari hal-hal yang dihalalkan seperti makan dan minum, tapi kita isi setelahnya dengan makan dan minum yang syubhat atau yang haram.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas