Bacaan Niat Puasa Syawal Sedari Siang Hari, Lengkap dengan Arab Latin & Terjemahan Bahasa Indonesia

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru TRIBUN-VIDEO.COM - Di bulan Syawal, Umat Islam dianjurkan melakukan puasa syawal yang pahalanya seperti puasa satu tahun penuh. Simak bacaan niat hingga tata cara puasa syawal dalam artikel ini. Puasa syawal merupakan puasa sunnah yang dikerjakan selama 6 hari di bulan Syawal. Karena besar keutamaan puasa Syawal, jangan lupa untuk menunaikan puasa Syawal selama 6 hari. Niat Puasa 6 Hari Syawal Berikut ini niat untuk puasa sunah di bulan Syawal : نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى "Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal esok hari karena Allah SWT.” Untuk puasa sunah, niat boleh dilakukan di siang hari sejauh yang bersangkutan belum makan, minum, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh. Berikut ini niat puasa Syawal pada siang hari: نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى "Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i sunnatis Syawwâli lillâhi ta‘âlâ. Artinya, “Aku berniat puasa sunah Syawwal hari ini karena Allah SWT.” Tata Cara Puasa 6 Hari Syawal Tata cara puasa 6 hari Syawal secara umum sama dengan puasa lainnya. Puasa Syawal diawali dengan niat, makan sahur, dan kemudian berbuka puasa. Dikutip dari laman resmi Universitas Muhammadiyah Sukabumi, ummi.ac.id, berikut ini tata cara dan ketentuan puasa Syawal: 1. Puasa Syawal dilakukan selama enam hari Sebagaimana disebutkan dalam hadis, puasa Syawal itu dilakukan selama enam hari. Lafaz hadis di atas adalah: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim no. 1164). Dari hadis tersebut, Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin berkata, “Yang disunnahkan adalah berpuasa enam hari di bulan Syawal.” (Syarhul Mumti’, 6: 464). 2. Diutamakan dikerjakan berurutan Puasa Syawal diutamakan agar dikerjakan secara berurutan. Tetapi jika tak bisa dikerjakan berurutan, boleh dikerjakan secara terpisah-pisah. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga berkata, “Lebih utama puasa Syawal dilakukan secara berurutan karena itulah yang umumnya lebih mudah. Itu pun tanda berlomba-lomba dalam hal yang diperintahkan.” 3. Usahakan untuk Mengganti Utang Puasa Ramadhan Lebih Dulu Jika Anda memiliki utang puasa Ramadhan, disarankan untuk menggantinya terlebih dulu (qodho\' puasa). Hal ini berdasarkan penjelasan Ibnu Hambali dalam kitab Lathoiful Ma’arif. Ibnu Rajab Al Hambali rahimahullah berkata, “Siapa yang mempunyai kewajiban qodho’ puasa Ramadhan, hendaklah ia memulai puasa qodho’nya di bulan Syawal. Hal itu lebih akan membuat kewajiban seorang muslim menjadi gugur. Bahkan puasa qodho’ itu lebih utama dari puasa enam hari Syawal.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 391). Begitu pula beliau mengatakan, “Siapa yang memulai qodho’ puasa Ramadhan terlebih dahulu dari puasa Syawal, lalu ia menginginkan puasa enam hari di bulan Syawal setelah qodho’nya sempurna, maka itu lebih baik. Inilah yang dimaksud dalam hadits yaitu bagi yang menjalani ibadah puasa Ramadhan lalu mengikuti puasa enam hari di bulan Syawal. Namun pahala puasa Syawal itu tidak bisa digapai jika menunaikan qodho’ puasanya di bulan Syawal. Karena puasa enam hari di bulan Syawal tetap harus dilakukan setelah qodho’ itu dilakukan.” (Lathoiful Ma’arif, hal. 392).

Simak Video Lainnya

INFORMASI TERBARU RAMADAN