Demo Tolak Kenaikan TDL Coreng-moreng Muka SBY
Rencana Pemerintah Republik Indonesia untuk menaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) mendapat berbagai respon dari seluruh kalangan masyarakat.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Selama menjalankan aksi, AJP membagikan spidol dan membentangkan kain putih untuk meminta tanda tangan warga yang melintas, sebagai bukti sehati untuk menolak kenaikan TDL. Mereka juga membawa keranda bertuliskan wafatnya pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan gambar SBY yang sudah dicorat-coret. Alhasil, foto wajah tersebut terlihat coreng-moreng.
Dalam Aksi itu, mereka mengkritik pemerintahan Presiden SBY yang dinila hanya menindas rakyat. "Dengan menaikan TDL sampai 10 persen, kebijakan ini jelas akan membuat rakyat yang notabene berprofesi sebagai buruh, dan tanui akan lebih sengsara," papar Hajir dalam orasinya.
Ia menambahkan, kenaikan TDL dengan alasan PLN mengalami kerugian adalah sebuah pembohongan publik untuk menutup korupsi yang terjadi dalam PLN. Mengenai alasan krisis BBM sebagai sumber energi utama pembangkit teaga listrik tidak bisa di terima juga, karena Indonesia adalah negeri yang kaya akan energi karena merupakan eksportir terbesar batu bara. Pemerintah juga dianggap tidak mampu melindungi Sumber Daya Alam (SDA) karena semuanya dikuasai oleh pihak asing.
"Pemerintah hanya meindungi kaum kapitalis, tanpa memerhatikan keadaan rakyatnya. Apalagi saat ini dilakukan pencabutan subsidi sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan pertanian terus dilakukan. Ini seperti membunuh rakyat secara perlahan," teriak Hajir disambut tepuk tangan para pendemo lainnya.
AJP juga membagikan selebaran pernyataan sikap ke seluruh kendaraan yangmelintas, yang berisi menolak kenaikan TDL, Menolak pemotongan subsidi BBM, menolak dana aspirasi, mencabut subsidi kendaraan roda empat, menolak privatisasi BUMN, dan mengusut korupsi di tubuh PLN dan Pertamina. Aksi ini mendapat pengawalan dari tim rayon Poltabes Manado.