Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pasien Luka Bakar Masih Berdatangan ke RS Sardjito

Hingga Jumat (5/11/2010) malam, jumlah korban letusan Gunung Merapi yang tercatat di RSUP Dr Sardjito mencapai 123 orang.

Editor: Kisdiantoro
zoom-in Pasien Luka Bakar Masih Berdatangan ke RS Sardjito
TRIBUN JOGJA/ADROZEN AHMAD
Tim SAR, TNI, dan Polri melakukan evakuasi korban awan panas letusan Gunung Merapi di Dusun Bronggang, Desa Argomulyo, Kecamatan Cangkringan, Jumat (05/11). 
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Theresia Andayani

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Hingga Jumat (5/11/2010) malam, jumlah korban letusan Gunung Merapi yang tercatat di RSUP Dr Sardjito mencapai 123 orang. Di antaranya 64 orang meninggal, yang terdiri dari 29 perempuan dan 29 laki-laki.  

“Dari jumlah tersebut 9 korban adalah anak-anak, yakni 7 orang laki-laki dan 2 orang perempuan,” kata Trisno Heru Nugroho, Kabag Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, kepada Tribun Jogja.

Menurut Trisno, sampai malam ini, RSUP Dr Sardjito terus menerima pasien luka bakar. Di antaranya ada 27 pasien luka bakar yang dirawat di unit luka bakar dan Inter Mediate Care (IMC).

Direktur Medik dan Keperawatan dr Sutanto Maduseno, SpPD, K-GEH  mengatakan untuk perawatan korban luka bakar di RSUP Sardjito masih dibutuhkan sekitar 60 Siringe Pump, 20-30 infus pump dan 18 ventilator.

“Kami sudah mendapatkan bantuan ventilator dari RSU Kota Yogyakarta, RS Muwardi Solo, RS Dr Sutomo, RS Kariadi, masing-masing satu unit,” ujar Sutanto, Jumat malam.

Selain dirawat di RSUP Dr Sardjito, 12 korban luka bakar juga dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, sembilan pasien RSUD Sleman, dua orang RS DKT Yogya, tiga orang di RS Harjolukito,  26 RS Panti Rapih dan empat orang RS Bethesda.

Yang lebih memprihatinkan, lanjur Sutanto, warga yang berada di barak-barak pengungsian mulai terserang sejumlah penyakit. Di antaranya ISPA, hipertensi, sefalgia, mialgian, coomon cold, gasstritis, konjungtivitis, dan dermatitis.

Berita Rekomendasi

“Seluruh pasien diputuskan menjadi pasien KLB, sehingga untuk biaya perawatannya bisa ditanggung pemerintah,” ujarnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas