Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu Korban Merapi: Sing Ngancani Nek Aku Tuo Sopo!

Perempuan paruh baya ini namanya Marti (50) warga Babatan Paten Dukun, Magelang.

Penulis: Willem Jonata
Editor: Prawira
Laporan wartawan Tribunnews.com,

TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Perempuan paruh baya ini namanya Marti (50) warga Babatan Paten Dukun, Magelang. Ia terus menjerit histeris di halaman ruang Instalasi Gawat Darurat RS DR Sardjito, Yogyakarta. "Sing ngancani nek aku wes tuo iki sopo (Siapa yang akan menemaniku saat tua nanti?)," jeritnya sambil terisak, Sabtu, (6 /11/2010), malam. Sesaat kemudian, tubuhnya roboh karena tak sanggup lagi menahan kesedihannya.

Marti datang jauh-jauh dari Magelang, Jawa Tengah, setelah dirinya mendengar kabar bahwa Dusun Plumbon, Sindumartani, Ngemplak, tempat anaknya Waljani (23) bermukim, luluh lantak terkena sapuan awan panas Gunung Merapi, Jumat, (05/11/2010), dini hari lalu. Usai teridentifikasi oleh pihak rumah sakit dan tim Disaster Victim Identivication (DVI), menantunya, Faif Adi Saputra, dipastikan tewas terbakar dalam peristiwa tersebut.

"Menantunya Faif sudah dipastikan tewas di tempat. Sedangkan Waljani dan cucunya itu masih belum diketahui keberadaannya. Dia khawatir kalau-kalau anak perempuan satu-satunya itu juga meninggal kena awan panas," kata Sabar, adik kandung Marti, warga Babatan Paten Dukun, Magelang, (6/11/2010), di RS DR Sardjito.

Makanya, sampai di rumah sakit, Marti terus menjerit sambil menagis sehingga perhatian orang-orang yang berada di halaman ruang IGD tertuju kepadanya. Beberapa keluarga dekat yang ikut bersamanya ke rumah sakit berusaha menenangkannya. Namun, upaya kerluarga dekatnya itu tampaknya percuma. Jeritan dan tangisan Marti malah makin keras. Marti baru berhenti menjerit dan menangis setelah tenaganya habis. Air matanya pun kering.

Menurut Sabar, sebelum terjadi letusan Merapi yang dahsyat itu, Marti telah berkali-kali meminta anaknya, Waljani mengungsi ke rumahnya di Magelang. Ia khawatir kalau nanti sampai terjadi apa-apa. Tetapi, saat itu Waljani menolak ajakannya. "Sebelum kejadian, anaknya itu disuruh ke Magelang. Tapi anaknya nggak mau. Kata Waljani, di tempatnya masih aman," terang Sabar.

Namun, kenyataannya jauh berbeda. Jumat, dini hari lalu Gunung Merapi kembali menunjukkan keperkasaanya. Kali ini letusannya begitu dahsyat. Jangkauan material berupa debu vulkanik dan awan panas yang dimuntahkannya sampai meluluhlantakkan Dusun Plumbon, Sindumartani, Ngemplak, Kabupaten Sleman. korban tewas jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Hingga malam ini, Marti dan keluarga dekatnya berada di depan halaman ruang IGD RS DR Sardjito. Rupanya, mereka masih menunggu kabar selanjutnya mengenai keberadaan Waljani dan cucunya itu. "Kita masih menunggu kepastian dari rumah sakit mengenai keberadaan Waljani dan anaknya itu. Mudah-mudahan tidak kenapa-kenapa," harap Sabar dengan mata basah.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas