Mencekam... Tiang Listrik Bertumbangan
RATUSAN hektare tanaman salak tak lagi hijau. Daun dan batangnya memutih diselimuti abu vulkanik yang mengguyur
Editor: Prawira
Trimo, begitu dia memperkenalkan namanya, menyapa kami dengan senyum lebar, meski giginya sudah sudah tak lengkap lagi. Dia kemudian bercerita panjang lebar tentang keadaan Desa Srumbung pascaerupsi Merapi beberapa hari lalu.
”Sekitar 700 batang pohon salak saya rusak kena abu. Tidak apa-apa, setelah abu datang, tanah kan jadi subur. Saya yakin, salak akan tumbuh sumbur lagi dan buahnya makin banyak,” katanya optimistis.
Meski merasa optimistis, Trimo tidak tahu bagaimana warga di Desa Srumbung akan membangun rumahnya yang telah hancur. Sebab, dibutuhkan puluhan juta rupiah untuk itu.
Padahal, letusan Merapi telah membuat mereka kehilangan segalanya.Jangankan uang untuk membangun rumah, biaya hidup saja sudah susah. ”Pasrah saja,” katanya singkat.
Obrolan dengan Trimo yang cukup asyik itu, membuat kami lupa waktu. Tanpa sadar, langit mulai gelap. Karena khawatir terjadi sesuatu dengan Merapi, kami pun memutuskan untuk pamit dan memacu sepeda motor ke arah Muntilan.
Meski debu di kawasan ini masih cukup tebal, tapi kami merasa lega begitu tiba di Muntilan. Setengah jam kami memacu sepeda motor menuju Yogjakarta dengan diselimuti debu Vulkanis.