MUI Lampung: Penguburan Osama di Laut Sah
Penguburan jenazah Osama bin Laden di laut oleh pihak Amerika Serikat (AS), telah memancing polemik di berbagai dunia.
Editor: Anwar Sadat Guna
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Penguburan jenazah Osama bin Laden di laut oleh pihak Amerika Serikat (AS), telah memancing polemik di berbagai dunia.
Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Lampung Mawardi AS, penguburan Osama dengan menenggelamkannya ke dalam laut itu, sah-sah saja. Asalkan, katanya, sebelum ditenggelamkan, jenazah pimpinan organisasi teroris Al Qaeda itu lebih dulu dimandikan, dikafankan, dan disalatkan.
"Saya melihatnya, Osama merupakan tokoh kontroversial. Ada yang pro, dan ada juga yang kontra terhadapnya," ujarnya kepada Tribunlampung.co.id, Selasa (3/5/2011) malam.
Bagi negara Barat, lanjutnya, Osama adalah seorang teroris. Sedangkan bagi umat Islam yang fanatik, dia termasuk seorang tokoh yang disegani dan patut dianggap sebagai pahlawan.
Untuk itu, paparnya, proses penguburan jenazah Osama tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi agama. Karena, politik internasional lebih berperan dalam proses kematiannya.
Pasalnya, Osama sudah dianggap oleh dunia sebagai tokoh teroris sejak peristiwa World Trade Center pada 11 September 2001. Saat itu, tutur Mawardi, dia berusaha melawan AS sebagai negara adidaya.
Sejak peristiwa 11 September hingga akhir hayatnya, Negeri Paman Sam itu seolah kesulitan mencari jejak Osama. Dia pandai bersembunyi dengan memanfaatkan jaringannya. Hingga akhirnya ia diketahui bersembunyi di wilayah Pakistan dan pasukan elite AS berhasil menembak mati Osama.
"Setiap jenazah umat muslim memang sebaiknya dikuburkan di daratan. Dari tanah kembali ke tanah. Jenazah bisa ditenggelamkan di laut, jika saat meninggal kondisinya masih berada jauh dari daratan," imbuh Mawardi.
Namun, karena kematian Osama kental akan unsur politik ini lah, yang menjadikan prosesi penguburan di dalam laut menjadi suatu yang tidak bisa dielakkan.