BNPB Sinergi Hidupkan Kembali Pendidikan Di Pengungsian
Hal itu menurutnya, karena sejumlah masalah yang dialami pendidikan darurat bagi anak-anak di pengungsian.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sebanyak 70 persen hingga 80 persen anak sudah bersekolah. Namun, Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, di beberapa titik pengungsian terdapat sebagian anak usia SD masih belum bersekolah karena sekolahnya ditutup.
Hal itu menurutnya, karena sejumlah masalah yang dialami pendidikan darurat bagi anak-anak di pengungsian. "Solusi, Diknas menginventaris data, melokalisir dan mencari sekolah terdekat untuk sekolah sementara. Siswa SD di pengungsian di Fakultas Hukum UKIT diharap mencari sekolah terdekat atau diantar ke sekolah mereka oleh pegawai yang ada di Kelurahan/Kecamatan," jelasnya, di Jakarta, kepada Tribunnews.com, Kamis (21/7/2011).
Selain itu, masalah lain, belum adanya pembagian bus sekolah dititik pengungsian yang akan mengantar peserta didik di lokasi pengungsian. Kemudian, beberapa peserta didik diantar oleh orangtua masing-masing tau pegawai Kelurahan.
"Solusi, Diknas dan Dinas Perhubungan akan bertanggung jawab. Kedepannya disediakan kendaraan bila kendaraan memungkinkan memasuki lokasi," terangnya.
Selanjutnya, Diknas Provinsi berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Tomohon untuk Playgroup bertempat di Taman Kota, SMP 2 bersekolah di SMP Kakaskasen, SMA bersekolah di Kecamatan di Tomohon Utara. "Penempatan 13 guru di titik-titik pengungsian," paparnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.