Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Jalur Alternatif Hindari Kemacetan di Tol Palikanci

Bagi Anda yang belum masuk tol Palikanci atau masih berada di tol Pejagan-Kanci, serta pengendara sepeda motor

Penulis: Nurfahmi Budi
Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Ini Jalur Alternatif Hindari Kemacetan di Tol Palikanci
TRIBUNNEWS.COM/NURFAHMI BUDI
Kondisi lalu lintas sebelum Pasar Tegal Gubug Kabupaten Cirebon, tepatnya sebelum pertigaan Arjawinangun, Sabtu (3/9/2011). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budi

TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Bagi Anda yang belum masuk tol Palikanci atau masih berada di tol Pejagan-Kanci, serta pengendara sepeda motor, jika tidak ingin terjebal kemacetan terlalu parah, bisa melewati beberapa jalur alternatif.

Puncak arus balik yang melewati tol Palikanci dan jalan arteri kota Cirebon diprediksi bakal terjadi sepanjang hari ini sampai Minggu (4/9/2011) malam.

Bagi pengendara mobil dari arah tol Pejagan-Kanci, Anda bisa meneruskan masuk ke tol Palikanci. Kemudian keluar di tol Ciperna, lalu belok kiri mengarah ke Kedawung. Setelah itu lanjut menuju jalur Karang Ampel melewati kilang minyak Balongan milik Pertamina, dan keluar di kawasan Losarang/Celeng, dan keluar selepas Indramayu.

Lajur lain yang bisa dilalui adalah keluar tol Palikanci ke arah kiri, menuju Palimanan, ambil kanan ke arah Majalengka. Di perempatan Kadipaten, Anda bisa ambil kanan dan akan keluar di Subang. Selain itu Anda juga bisa memanfaatkan jalur Cikamurang, baik via Sumedang maupun Majalengka. Jalanan cenderung bagus, setelah beberapa area yang dulu terkenal lembek, kini sudah dibeton sehingga kendaraan bisa melaju cukup lancar.

Sedangkan bagi Anda pengendara sepeda motor arah Jakarta yang ingin menghindari kawasan Tegal Gubur, arah jalurnya sama dengan mobil, tanpa melalui tol tentunya.

Penyebab lain terjadinya kepadatan yang berujung kemacetan adalah banyaknya pedagang di sepanjang jalur pantura Cirebon-Indramayu-Jatibarang. Rest area dadakan di SPBU-SPBU juga menjadi faktor pendukung terjadinya kemacetan.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas