Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pangdam Cendrawasih Bantah Anggota TNI Bertindak Brutal

Menurut Pangdam XVII Cenderawasih, kejadian di Wamena bermula ketika dua anggota Batalyon 756 Wimane Sili masing-masing Pratu

Penulis: Chanry Suripatty
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pangdam Cendrawasih Bantah Anggota TNI Bertindak Brutal
Tribunnews.com/Chanry Andrew Suripatty
Rumah warga yang dibakar oleh anggota TNI di Wamena, Rabu (6/6/2012) lalu. 

Laporan Kontributor Tribunnews.com, Chanry Andrew Suripatty

TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Erwin Safitri membantah anggotanya yang bertugas di Batalyon 756 Wimane Sili/Wamena, Jayawijaya melakukan tindakan brutal dengan melakukan penembakan terhadap beberapa warga dan merusak ratusan rumah serta fasilitas Pemerintahan di Wamena, Rabu (6/6/2012) lalu.

Menurut Pangdam XVII Cenderawasih, kejadian di Wamena bermula ketika dua anggota Batalyon 756 Wimane Sili masing-masing Pratu Ahmad Ruslan dan Pratu Saifudin melintas di lokasi kejadian dengan sepeda motor hendak menuju ke kota Wamena. Tanpa sengaja motor mereka menyerempet salah satu warga. Saat hendak menolong warga yang diserempet dua anggota tersebut dikeroyok oleh warga setempat hingga satu anggota meninggal dan satu lagi kritis.

"Ya itu pemicunya pertama kejadian itu yah, memang ada anggota kita yang menyerempet warga, saat hendak menolong warga tersebut, justru yang terjadi sebaliknya anggota kita dianiaya, yang mengakibatkan dua anggota kita menjadi korban, yakni Pratu Achmad Ruslan meninggal dunia dan Pratu Ahmad Saifudin kritis," jelas Pangdam XVII Cenderawasih.

Atas kejadian tersebut Pangdam mengakui ada reaksi dari anggotanya, namun tidak berlebihan. Seperti yang diberitakan oleh beberapa kantor berita luar negeri beberapa waktu lalu.

"Karena anggota kita dianiaya, kemudian ada reaksi dari beberapa anggota kita yang tidak terkendali yang emosional, tapi tidak berlebihan seperti apa yang disampaikan, dan masalah ini sudah diselesaikan oleh Muspida setempat," ujar Pangdam.

Lebih lanjut Pangdam mengatakan, atas kejadian tersebut, kasus hukum yang berkaitan dengan anggotanya akan ditindaklanjuti oleh pihak TNI, sedangkan kasus hukum terhadap warga yang melakukan penganiayaan akan diproses oleh pihak Kepolisian setempat.

BERITA REKOMENDASI

"Saat ini kita masih proses collingdown semua anggota dulu. Dalam kondisi ini kita tidak akan gegabah dalam bertindak," kata Pangdam Erwin Safitri.

Dari data yang berhasil dihimpun Tribunnews.com, peristiwa itu terjadi Rabu (6/6/2012) bermula ketika dua anggota Yonif 756 Wimane Sili Wamena, masing-masing Pratu Ahmad Ruslan dan Pratu Saifudin melintas di lokasi kejadian Desa Honai Lama Wamena dengan sepeda motor hendak menuju ke kota Wamena. Tanpa sengaja motor mereka menyerempet salah satu warga.

Warga yang mengetahui kejadian itu kemudian marah, dan mengeroyok kedua anggota TNI tersebut. Akibat pengeroyokan itu, Pratu Ahmad Ruslan mengalami luka tusuk di dada dan meninggal dunia. Sedangkan Pratu Ahmad Saifudin juga mengalami luka tusuk di dada sebelah kanan dan dalam keadaan kritis. Saat ini sedang dirawat di RS Tentara Matrhen Indey Jayapura dan Rencananya akan dikirim ke Jakarta untuk mendapat perawatan medis lebih lanjut.

Tidak terima rekannya dianiaya hingga tewas, beberapa oknum anggota 756 melakukan penyerangan terhadap warga Honay Lama, yang mengakibatkan 8 orang meninggal dunia, 13 orang luka-luka dan puluhan rumah tradisional warga setempat terbakar.

Situasi kota Wamena saat ini sudah kondusif, Muspida Jayawijaya yang dipimpin Bupati Jayawijaya John Wempy Wetipo telah melakukan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak meluas.


BACA JUGA:

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas