Tokoh Gereja Serukan Papua Zona Darurat Kemanusiaan
Menyikapi serangkaian aksi kekerasan dan teror penembakan yang terus terjadi di Tanah Papua
Penulis: Chanry Suripatty
Laporan Kontributor Tribunnews.com, Chanry Andrew Suripatty
TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Menyikapi serangkaian aksi kekerasan dan teror penembakan yang terus terjadi di Tanah Papua, Forum Kerja Gereja Papua mendesak adanya intervensi lembaga kemanusiaan internasional untuk menyelamatkan rakyat Papua.
"Papua zona darurat, intervensi lembaga-lembaga Internasional seperti
PBB harus segera datang, karena pemerintah dan aparat TNI/Polri tak
mampu menyelesaikan kekerasan dan kejahatan kemanusiaan di Tanah
Papua,"ujar Pendeta Benny Giay Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua, Rabu(13/6/2012) malam.
Benny mengatakan serangkaian aksi terror penembakan terus memakan korban,tapi pelaku tak kunjung bisa ditangkap, sementara aparat hanya bisa
menuding OPM atau Orang Tak Dikenal sebagai pelakunya tanpa pernah
bisa membuktikan.
"Kalau memang pelaku penebar terror adalah OPM,
tangkap dan buktikan, jangan hanya menuding dan mencari
kambinghitam,’’tegas Giay.
Hal senada juga ditandaskan Pendeta Socrates Sofyan Nyoman,
pemerintah dan lembaga keamanan Negara tidak professional karena tidak
mampu mengungkap pelaku penembakan yang terjadi, bahkan terkesan
membiarkan aksi itu berlanjut.
“Ada pembiaran bahkan mengalihkan konflik Papua yang sebelumnya vertikal menjadi horizontal antara Papua dan pendatang, dengan cara menyebar rumor bahwa orang Papua yang melakukan penembakan,’" katanya.
Menyikapi keadaan ini, sambungnya, Forum Kerja Gereja Papua mendesak
pemerintah mengadakan perundingan dengan wakil-wakil dari bangsa Papua
untuk menciptakan perdamaian di Tanah Papua secara permanen.
“Perundingan itu dimediasi pihak ketiga dalam rangka menyikapi
radikalisme Papua Merdeka yang terus disuburkan oleh kekerasan dan
pembiaran/penyangkalan terhadap hak-haka dasar orang asli bangsa
Papua,’tukasnya.
Ia melanjutkan, BIN jangan selalu menuding OPM berada dibalik
serangkain kekerasan dan aksi terror penembakan, namun sebaiknya
membuktikannya dengan menangkap para pelaku.
"Intelijen jangan hanya tahunya mengkambinghitamkan tapi tidak pernah bisa
mengungkap," jelasnya.
Socrates juga mengungkapkan, otonomi khusus yang diterapkan sebagai
solusi menyelesaikan persoalan Ppaua terutama meredam keinginan untuk
merdeka, juga telah gagal dalam pelaksanaannya.
"Negara telah gagal mengindonesiakan Papua, dengan serangkaian konflik yang
terjadi,’’paparnya.
Jadi, saat ini solusinya menyelesaikan persoalan Papua hanya dengan
dialog.
"Hanya dialog dengan dimediasi pihak asing yang menjadi
solusi penyelesaian permasalahan Papua,’’pungkasnya.
- Sejumlah Saksi Diperiksa Soal Penembakan di Papua
- Pemprov Papua Tanggung Biaya Korban Penembakan OTK
- Pasukan TNI/Polri Tingkatkan Patroli Malam Hari Di…
- Bertameng Atap Seng, Mereka Saling Serang
- Kelompok Penembakan di Papua Berdiri Sendiri-sendiri
- Panglima: TNI Tak Boleh Bertindak Berlebihan di Papua