Rieke Diah Pitaloka Ajak Kaum Nahdliyin Tolak Politik Uang
ibu-ibu pengajian juga bupati Kuningan beserta Istri dan para tokoh ulama
Penulis: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Calon Gubernur Jawa Barat, Rieke Diah Pitaloka menghadiri pengajian Yasin Akbar di Desa Cipondok Kecamatan Cibingbing yang dihadiri seribuan ibu-ibu pengajian juga bupati Kuningan beserta Istri dan para tokoh ulama.
"Jika Bangsa ini, khususnya Jawa Barat ingin berubah, maka buruh, tani, nelayan, harus bersatu dan berjuang bersama-sama dengan nahdiyin untuk mulai bergotong-royong menyelesaikan persoalan setahap demi setahap," kata Rieke dalam rilisnya kepada Tribun, Minggu (2/12/201).
Jumlah Kaum Nahdiyin di Jawa Barat, katanya, sangat besar. Dan perubahan itu pasti bisa terwujud. "Kita bisa melihat bersama-sama, satu persatu madrasah tempat mencetak anak-anak kita tutup satu persatu, karena di Jawa barat selama ini tidak ada kebijakan yang berpihak kepada madrasah-mdarasah," tegasnya.
Karena kemiskinan dan kebodohan Rieke mengingatkan akan dekat dengan kekufuran. Dalam pidatonya, Rieke kemudian mengingat pesan Gus Dur, guru politiknya yang selalu mengingatkan untuk tidak bersikap diskriminasi. Politik, kata Rieke lagi, tidak mengenal gender.
"Gusdur merupakan motivator bagi saya, apa yang beliau ajarkan pada saya menjadi penyemangat untuk bekerja terus menerus untuk rakyat. Di Jawa Barat masih banyak kyai-kyai, ulama-ulama Nahdliyin yang memegang teguh, menolak politik uang. Berangkat dari keterbatasan tidak punya dana banyak, namun keterbatasan itu tidak dijadikan oleh kami alasan untuk membaktikan diri kepada rakyat Jawa Barat," ujarnya.
"Jangan biarkan nasib kita ditentukan oleh sejumlah rupiah dengan mengorbankan masa depan kita. Lima menit di TPS akan menentukan kehidupan kita untuk lima tahun kedepan," katanya lagi.
Usai berorasi, Rieke Diah Pitaloka ikut bersama dengan ribuan ibu-ibu yang hadir, membaca surat Yasin.