Tjipta Lesmana: Jangan Pilih Pemimpin yang Moralitasnya Jelek!
serta faktor logistik atau uang.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG--Kampanye politik memegang peranan penting dalam pemilihan umum. Namun ada faktor lain untuk kemenangan dalam pemilu yakni citra partai dan citra sosok atau kandidat yang mau maju, serta faktor logistik atau uang.
Itu sebabnya, pada pemilu termasuk pemilukada, partai tidak lagi menjadi jaminan kemenangan. Faktor figur jauh lebih sentral untuk menentukan kemenangan. Dan, terpenting jangan memilih pemimpin yang bobrok moralitasnya.
"Faktor figur jauh lebih sentral dibanding partai politik. Tapi faktor figur bukan sekadar populer, sebab track record-nya yang akan dilihat. Artis dan popularitas tidak lagi jadi jaminan, karena masyarakat Indonesia, termasuk masyarakat Jawa Barat kini semakin kritis," kata Guru Besar Komunikasi Politik Universitas Pelita Harapan, Prof Dr Tjipta Lesmana, dalam orasi ilmiahnya berjudul Kampanye Politik Antara Teori dan Aplikasi, pada acara Wisuda Sarjana dan Diploma III Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Bandung, Rabu (12/12).
Modal popularitas belum cukup untuk meraih kemanangan karena sudah bisa dilihat, banyak juga kalangan artis tidak "berbunyi" alias kurang bisa apa-apa saja.
Tjipta yang juga dosen tamu Komunikasi Politik, Sekolah Staf dan Komando TNI ini mengatakan bahwa terjun dalam dunia politik, khususnya untuk menjadi pemimpin membutuhkan faktor logistik atau uang.
Tanpa uang jangan bermimpi menjadi pemimpin. Kenyataannya sekarang untuk menjadi pemimpin bukan hanya butuh dalam hitungan miliar tapi bisa triliun. "Tapi pilgub Jabar masih cukup hitungan M (miliar)," katanya.
Startegi lain untuk meraih kemenangan, ujarnya, adalah kampanye politik yang mengangkat isu sentral yang sedang terjadi di masyarakat serta memiliki tim sukses yang kuat. Dan salah satu kampanye yang bisa efektif saat ini adalah melalui media sosial. Dan saat ini beberapa kasus yang terjadi di kalangan birokrat juga membuat masyarakat semakin kritis.
"Karenanya, seorang pemimpin publik mutlak moral harus bagus. Jangan pilih pemimpin yang moralitasnya jelek! Main perempuan nikah cerai, buang ke laut saja," katanya.