Kartu Binangkit Andalan Rieke, Satu Orang Jatahnya Rp 7 Ribu Per Bulan
Kartu Binangkit andalan calon Gubernur Jabar Rieke Diah Pitaloka, satu orang jatahnya Rp 7 ribu per bulan untuk berobat.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, MAJALENGKA - Calon Gubernur Jawa Barat, Rieke Dyah Pitaloka mengatakan masyarakat Jawa Barat membutuhkan kartu "Binangkit" agar tidak ada lagi anak putus sekolah, maupun agar tidak ada lagi warga yang tidak mampu mengakses kesehatan.
Ditemui usai menghadiri acara acara Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa) dengan tema "Dari Wartawan, Oleh wartawan, di Keputren Putridalem Jatitujuh. Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (22/12/12), kartu tersebut merupakan salah satu program yang diusung dirinya dan pasangannya, Teten Masduki, jika terpilih sebagai pemimpin di Jawa Barat.
Di dalam kartu yang tertera wajah pahlawan nasional Dewi Sartika, menurut Rieke juga tertera data diri pemegang kartu seperti yang terdapat di E-KTP.
Di Jawa Barat, kata Rieke terdapat sekitar 5 juta warga yang tidak mampu, yakni yang berpenghasilan dibawah upah minimum provinsi. Namun demikian, di data resmi pemerintah tercatat sekitar 15 juta warga tidak mampu.
Menurut kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu, di Jawa Barat terdapat banyak potensi. Ia mencontohkan dengan Indramayu, yang sumber daya alamnya melimpah, mulai dari laut, pertambangan, pertanian hingga perladangan. Namun rakyat Indramayu kata Rieke belum merasakan memanfaatnya secara maksimal.
"Ini kartu binangkit, supaya Jabar (Jawa Barat) bisa bangkit. Duitnya dari mana, APBD, kalau kurang ya kerjasama dengan swasta," katanya.
Dari kartu tersebut, kata Rieke dianggarkan satu orang Rp 7000 perbulannya. Untuk tahap pertama, pihaknya akan merealisasikan kartu untuk 10 juta penduduk tidak mampu, yakni sekitar Rp 24 Miliar untuk setahun.
"Dengan kartu ini, apa mungkin anak nelayan, TKI, buruh, pedagang kaki lima, dia pintar, dia lulus, apakah sekarang mungkin tanpa uang bisa sekolah di universitas," kata Rieke.
Teten dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa 70 persen warga Jawa Barat adalah lulusan SMP. Hal itu menurutnya ironis karena Jawa Barat juga dekat dengan pusat kekuasaan, yakni DKI Jakarta.
Baca Artikel Menarik Sebelumnya
- Menang 1-0 Atas Wigan, Mikel Arteta Puas 9 menit lalu
- Hari Ini Anda Bisa Nonton Film Ainun & Habibie di Bioskop Ini 14 menit lalu
- Mesir gelar referendum tahap dua 21 menit lalu
- Lalu Mara: Pengamat Politik J Kristiadi Seperti Provokator 23 menit lalu
- Keinginan Auf Naik Haji Tak Kesampaian 32 menit lalu
- RUU Kamnas Indikasi Syahwat Militer Masuk ke Panggung Politik 32 menit lalu
- Massa Panji Nusantara Ajak Masyarakat Kembali ke Pancasila 39 menit lalu
- Rs Masuk Bui Setelah Menampar Teman Anaknya 44 menit lalu
- Beginilah Repotnya Bila Sosialita-sosialita Jadi Terdakwa 45 menit lalu
- Pohon Natal di Katedral Jakarta Diwarnai Nuansa Batik 50 me