Giliran Ilham 'Diadili' di Forum Dosen
Forum Diskusi Dosen menghadirkan Ilham Arief Sirajuddin pada sesi
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNEWS.COM, MAKASSAR -- Forum Diskusi Dosen menghadirkan Ilham Arief Sirajuddin pada sesi “debat dengan kandidat” di Hotel Singgasana, Makassar, Sabtu (19/1/2013).
Sehari sebelumnya, Forum Diskusi Dosen “berdebat” dengan pasangan Andi Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi di Warkop Phoenam, Makassar. Forum Diskusi Dosen akan menghadirkan Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu`mang (Sayang) dalam acara mereka, hari ini.
Debat bersama Ilham itu dihadiri, antara lain, Aswar Hasan (Unhas), Dr Ahyar Anwar (UNM)), Prof Mahfud Hafiz (UMI), Arqam Azikin (Unismuh), Dr Lambang Basri (UMI), Dr Andi Tamsil (Unhas), Dr Firdaus Muhammad (UIN), Prof Hery Tahir (UNM), Prof Muin Fahmal (UMI), Sakka Pati (Unhas), dan Ambo Takko (Unhas).
Menurut Arqam yang memandu proses acara, dialog ini diselenggarakan untuk menguji program kandidat. Bahkan, mantan aktivis mahasiswa ini menyebut forum ini sebagai pengganti debat kandidat yang batal digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulsel.
Firdaus sekaligus pengamat komunikasi politik meminta tanggapan Ilham soal batalnya penyelenggaraan debat serta wacana pemindahan tempat debat di Jakarta. "Soal penyelenggaraan debat, Pak Rudi (Rudiyanto Asapa, Garuda-Na) bersikeras ingin debat tetap digelar bahkan ingin menggugat KPU, Pak Ilham melunak, Pak Syahrul pun begitu," ujar Firdaus.
Mantan Plt Ketua DPD I Partai Golkar tersebut lalu menjelaskan tanggapannya. "Saya sebenarnya paling tersinggung kalau debat dipindahkan ke Jakarta sebagai kapasitas pemimpin kota. Saya sampaikan ke Kapolda (Sulsel), kalau Bapak pindahkan ke Jakarta sama halnya tampar saya sebagai wali kota," kata Ilham.
Firdaus mengeritik rendahnya indeks demokrasi Sulsel. Sulsel saat ini berada pada urutan ke-31 di Indonesia. Dibutuhkan komitmen dari pemimpin terpilih nantinya untuk menaikkan indeks tersebut.
Pembatalan debat dapat menurunkan indeks demokrasi.
Selain itu, unjuk rasa terkait peringatan Hari Antikuropsi Sedunia selama tiga tahun berturut-turut di depan Kantor Gubernur Sulsel berakhir bentrok. Menurut Ilham, hal ini terjadi karena gubernur tak pernah sekali pun menemui para pengunjuk rasa dan mengajaknya berdialog.
Sementara Ahyar meminta Ilham jika kelak terpilih, membangun Sulsel dari tiga unsur, yakni lokalitas, historis, dan religius. Hal tersebut dapat dilihat dari konsep revitalisasi Pantai Losari. Ahyar mengharapkan, ke depannya Makassar dapat memiliki gedung pertunjukan di Losari, sekelas Opera House di Sidney, Australia.
Pembangunan mengacu pada lokalitas dan historis dapat dilihat pada Provinsi Jawa Timur. "Di Jawa Timur ada perda (peraturan daerah), nama anak harus ada unsur nama Jawa, kalau pesta pernikahan harus pakai adat Jawa. Di Sulsel harus seperti itu," usul Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar tersebut.
Ilham menyambut baik usulan tersebut. Menurutnya, ini merupakan upaya agar generasi masa depan tak kehilangan identitasnya.
Aswar mengharapkan, jika Ilham dan Aziz terpilih, dapat merangkul kandidat yang kalah. Diharapkan pula tak ada pesta pora berupa aksi konvoi ugal-ugalan demi terciptanya ketertiban dan keamanan daerah ini.(tribun Timur/Edi Sumardi)
Baca juga: