Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Video Rekaman Warga Dipaksa Coblos Pasangan Sayang di Gowa

Saksi TPS (Tempat Pemungutan Suara) dari Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut satu

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Ada Video Rekaman Warga Dipaksa Coblos Pasangan Sayang di Gowa
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Tiga pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur Sulsel, (dari kiri ke kanan) Ilham Arief Sirajuddin-Azis Qahhar Mudzakar, Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu mang, dan Rudiyanto Asapa-Andi Nawir Pasinringi, saling berpegangan tangan usai debat kandidat di Makassar, Sulsel, Kamis (10/1/2013). Pada debat kandidat, tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur berjanji membawa Sulawesi Selatan (Sulsel) jauh lebih baik. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ilham

TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Saksi TPS (Tempat Pemungutan Suara) dari Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel nomor urut satu Ilham Arief Sirajuddin-Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) untuk salah satu TPS di Kecamatan Bontonompo, Gowa, Irham (Irham) mengungkap kecurangan proses pencoblosan Pilgub 2013 ini di Kabupaten Gowa.

Menurut Irham proses pemungutan suara Pilgub di Gowa, penuh intimidasi dan kecurangan terorganisir. Tiap calon pemilih, kata Irham, diantar, diintip, diawasi sekaligus disuruh mencoblos nomor urut dua, incumbent Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) di bilik suara oleh orang tertentu bekerjasama anggota KPPS.

"Rata-rata TPS di Gowa begitu Pak, sebenarnya banyak orang yang mau pilih IA tapi masyarakat diintimidasi, diawasi, diintip di bilik suara dan disuruh coblos nomor dua. KPPS, orangnya Sayang, kades-kades, bersatu mengarahkan warga tusuk nomor dua di bilik suaran, warga diantar sampai bilik suara. Warga takut, karena sudah diintimidasi," kata Irham sambil memperlihatkan video rekaman kejadian di media Center IA, Makassar, Minggu (27/1/2013) kepada Tribun.

Selaku saksi resmi IA di TPS, Irham tidak bisa membela warga sekaligus melarang oknum KPPS di TPS lantaran mendapat ancaman dan intimidasi serupa.

"Saya saja sebagai saksi tidak bisa berbuat apa-apa, saya juga dapat ancaman, ancaman fisik, dan sebagainya. Masalahnya, polisi berbuat apa-apa, polisi hanya membiarkan. Bagaimana kami mau membela warga?," Irham menambahkan.

Parahnya, ungkap Irham, saat perhitungan, suara IA yang jelas-jelas sah tapi tetap dibatalkan," suara IA jelas murni sah, tapi kebanyakan tidak dihitung atau dibatalkan oknum dan pihak KPPS. Sesuai laporan rekaman video teman-teman saksi IA, rata-rata TPS di Gowa diperlakukan seperti itu, makanya suara IA di Gowa anjlok. Pihak penyelenggara juga di sana memprihatinkan sekali," Irham menambahkan.

Berita Rekomendasi

REGIONAL POPULER

Sumber: Tribun Timur
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas