Allahu Akbar! Teriakan 4 Pemuda ke Rusli Zainal Berujung Ricuh
"Allahuakbar...allahuakbar," pekikan itu membahana di ruangan pertemuan kantor Lembaga Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro, Selasa (12/2/2013)
Editor: Anwar Sadat Guna
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Hengki Seprihadi
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - "Allahu akbar...allahu akbar," pekikan itu membahana di ruangan pertemuan kantor Lembaga Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro, Selasa (12/2/2013) siang sekitar pukul 12.00 WIB.
Teriakan empat pemuda laki-laki itu saling bergantian. Mereka berteriak sambil membentangkan kertas karton berwarna hijau. Di kertas itu ada tulisan-tulisan.
Di salah satu kertas, Tribun melihat ada tulisan 'bapak koruptor'. Saat mereka berteriak dan membentangkan dua kertas karton itu, Gubernur Riau Rusli Zainal tengah didapuk memberikan pidato di hadapan tamu undangan.
Saat itu berlangsung silaturahmi antara LAM Riau dan pemuka masyarakat dengan Gubernur Riau Rusli Zainal.
Melihat spanduk karton itu, Gubernur Rusli tampak terdiam sejenak.
"Saya tahu, saya tidak sempurna, tidak ada manusia yang sempurna," ujar Gubernur Rusli sesaat kemudian.
Situasi di ruangan rapat sontak menjadi gaduh. Sejumlah pria yang ada di ruangan maupun yang masuk dari luar ruangan lantai dua itu, lantas menyeret keempat pemuda pembentang spanduk itu. Mereka juga mengambil dua karton berisi tulisan itu.
Keempat pemuda usia tanggung itu, tampak tak melakukan perlawanan. Kerumunan orang membawa keempat pemuda itu ke luar ruangan, lalu membawa turun melalui tangga utama depan.
Mereka lalu dibawa ke dalam suatu ruangan di sudut belakang lantai dasar bangunan itu. Situasi gaduh. Tribun dan beberapa wartawan mencoba masuk ke dalam ruangan itu. Beberapa orang mencoba menutup ruangan itu dan menghalangi di pintu masuk.
Saat Tribun mengabadikan apa yang terjadi di dalam ruangan melalui jendela berkaca hitam, tampak seseorang mengejar dari arah dalam ruangan, dan menghantam kaca itu dengan telapak tangannya. Kaca tidak pecah. Kamera dan telepon genggam wartawan terjatuh ke lantai.
Sementara itu, di ruangan atas, Gubernur Rusli tetap melanjutkan pidatonya. Hampir setengah ruangan kosong. Bangku-bangku yang tadinya penuh sesak, kosong. Penghuni bangku itu, telah berduyun-duyun mengerumuni dan mengarak keempat pemuda tadi ke ruangan belakang.
Tak lama kemudian, diketahui keempat pemuda pembentang spanduk itu dibawa menggunakan mobil Nissan Terrano warna hitam. "Di bawa tuh, katanya ka Mapolres," ujar seseorang yang mengaku melihat pengawal pribadi gubernur membawa keempat pemuda itu ke Mapolresta Pekanbaru.