Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Aher-Dedi dan Dede-Lex akan Berduel Ketat

Pasangan Ahmad Heryawan-Dedy Mizwar (Aher-Deddy) dan Dede Yusuf-Lex Laksamana (Dede-Lex), akan berduel ketat dalam Pilgub Jawa Barat.

Penulis: Srihandriatmo Malau
zoom-in Aher-Dedi dan Dede-Lex akan Berduel Ketat
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan didampingi Ketua KPUD Jabar Yayat Hidayat, menunjuk papan bertuliskan tanggal pelaksanaan pencoblosan Pilgub Jabar 2013 pada 24 Februari 2013, yang dipegang Maskot Pilgub Jabar 2013, pada acara Peluncuran Proses Tahapan Pilgub Jabar 2013 di Balai Asri Pusdai, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (5/9/2012). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan-Dedy Mizwar (Aher-Deddy) dan Dede Yusuf-Lex Laksamana (Dede-Lex), akan berduel ketat dalam Pilgub Jawa Barat.

"Bersaing antara Aher-Dedi dan Dede-Lex," ujar Direktur Eksektutif Indo Barometer M Qodari kepada Tribunnews.com di Jakarta, Rabu (20/2/2013).

Namun, lanjutnya, Aher-Deddy dan Dede-Lex tidak boleh memandang sebelah mata kepada calon usungan PDI Perjuangan, Rieke Dyah Pitaloka-Teten Masduki (Rieke-Teten).

"Karena, bila lengah dengan kuda hitam, Rieke-Teten bisa membalik kondisi. Kuda hitam Rieke-Teten," ucapnya.

Pasangan cagub dan cawagub mana yang akan menang? Qodari sulit memastikan.

"Karena, pilihan masyarakat Jabar dinamis sekali. Tidak hanya kali ini, tapi sudah kejadian di Pilgub Jabar 2008," ungkapnya.

Qodari melihat kasus yang menimpa PKS dengan 'pukulan' dugaan suap impor daging sapi yang menyeret mantan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq, tidak berdampak pada turunnya elektabilitas pasangan Aher-Dedy.

Berita Rekomendasi

Begitu pula dengan gonjang-ganjing yang kini menerpa Partai Demokrat, menurutnya tidak membuat elektabilitas Dede-Lex merosot.

Oadari juga menilai, turunnya Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) sebagai juru kampanye Rieke-Teten, tidak akan berpengaruh mendongkrak elektabiltas.

"Mestinya tidak, karena dalam pilkada, pusat pertimbangan masyarakat ada pada figur calon, bukan partai pengusungnya. Kalau pun ada, relatif sedikit," jelasnya. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas