Hari Ini Ribuan Brimob Jaga Kota Makassar
personel brimob mulai melakukan penjagaan di Makassar, hari ini.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR--Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel, Irjen Pol Mudji Waluyo, memastikan 2.300 personel brimob mulai melakukan penjagaan di Makassar, hari ini.
Pengerahan kekuatan polda ini untuk mengantisipasi pembacaan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel, Selasa (26/2).
“Mulai besok (hari ini), 2.300 personel brimob mulai terjun menjaga Makassar. Saya tidak ingin Makassar tercabik-cabik gara-gara pilkada,” tegas kapolda kepada Tribun, Sabtu (23/2) malam.
Kapolda menghubungi Tribun melalui telepon selular. Dia mengaku sudah menghubungi Ilham Arief Sirajuddin di Madinah, Arab Saudi, untuk mengingatkan komitmen damai.
Mudji juga menyatakan sudah menelepon Syahrul Yasin Limpo untuk mengingatkan hal yang sama, tadi malam.
“Saya sudah telepon Pak Ilham di Tanah Suci dan Pak Syahrul. Saya koordinasi langsung dengan beliau berdua serta meminta beliau berdua selalu memberi pemahaman kepada pendukung masing-masing menghadapi putusan MK,” ujar Mudji.
Menurut kapolda, jajarannya sudah siap mengamankan apapun keputusan MK.“Kami baru saja melakukan rapat membicarakan antisipasi keputusan MK,” ujar Mudji.
Terpisah, Ilham mengaku selalu berdoa agar Makassar dan Sulsel tetap aman pascakeputusan MK.
“Kami juga berdoa, ya Allah, semoga keputusan MK terhadap gugatan hasil pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel murni tanpa intervensi. Apapun hasilnya, mari kita terima secara bersama dengan lapang dada dalam nuansa kedewasaan,” ujar Ilham
Ilham berharap agar keputusan MK menjadi akhir dari “perang dingin” yang terjadi selama ini di Sulsel.
“Saatnyalah kita rajut dan satukan kembali tali persaudaraan, hilangkan sekat untuk kita kembali bekerja membangun Sulsel bermartabat. Semoga jalinan dengan saudara dari umat Kristiani, warga keturunan, pribumi, tetap harmonis,” ujar Ilham.
Selain itu, Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel itu berharap agar teror segala bentuk teror terhadap rumah ibadah yang dilakukan oknum yang menginginkan Makassar tak aman juga berakhir.
“Cukup inilah yang pertama sekaligus terakhir. Semoga kita tetap dijauhkan dari segala bentuk bahaya. Semoga kita diberi keselamatan. Apapun motif teror itu, saya sangat sedih dan itulah perbuatan paling keji. Perbuatan itu telah mengganggu tali persaudaraan dengan sesama umat manusia tanpa melihat perbedaan agama, suku, dan golongan,” jelas Ilham.
Sebelumnya, Syahrul memberikan apresiasinya terhadap langkah hukum yang diambil pasangan Ilham- Aziz Qahhar Mudzakkar (IA) menggugat di MK. Menurutnya itu lebih baik, ketimbang melakukan aksi provokatif yang berujung pada kesengsaraan rakyat.
“Ke MK itu memang jauh lebih baik. Tapi ingat, jangan sampai ada putusan MK, ada lagi suara miring menyebutkan MK curang,” kata Syahrul.